Sepeda Onthel Itu Telah Menemani Maruli Silitonga Selama 83 Tahun, Saksi Sejarah Bandung Lautan Api

"Sepeda onthel ini dibeli ayah saya, pada tahun 1932 dan waktu itu saya masih umur tiga tahun," ujar Maruli Silitonga

Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Ichsan
tribunjabar/syarif pulloh anwari
Maruli Silitonga 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Maruli Silitonga adalah veteran pejuang kemerdekaan Indonesia. Kakek berusia 89 tahun ini mengaku menjadi saksi peristiwa Bandung Lautan Api.

Ada hal unik saat Tribun Jabar menemui veteran ini di Jalan Braga, Kota Bandung, Minggu (12/8/2018).

Kakek ini memakai sepeda onthel, hampir semua hidupnya dihabiskan memakai sepeda tersebut.

45 Ekor Domba Turut Meriahkan Kirab Obor Asian Games di Garut

"Sepeda onthel ini dibeli ayah saya, pada tahun 1932 dan waktu itu saya masih umur tiga tahun," ujar Maruli Silitonga saat ditemui Tribun Jabar di Jalan Braga, Minggu (12/8/2018).

Maruli mengatakan umurnya waktu itu masih tiga tahunan, setelah itu ayahnya memberikan sepeda itu untuk dipakai tugas kemana mana.

"Dari zaman penjajahan, saya kemana-mana pakai sepeda ini, motor kan dulu gak banyak seperti sekarang, paling mobil saya pernah pakai," ujar Maruli.


Dari pantuan Tribun Jabar sepeda Onthel unik ini terlihat cukup tua, merek sepeda Onthel ini adalah "Reliegh", serta terdapat dua box dibagian belakangnya.

Box itu menurut veteran perang ini, digunakan untuk menyimpan buku-buku waktu dia masih menjadi bagian pasukan Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Maruli memperlihatkan isi kotak tersebut, dan benar saja, isinya terdapat buku semasa Maruli menjadi pasukan BKR.

Di box itu terdapat buku yang berjudul "Tiada Berita Dari Bandung Timur 1945-1947" dan memperlihatkan foto waktu dirinya ditugasnya sebagai bagian wakil Persenjataan.

Dalam buku tersebut foto Maruli sedang memeriksa persenjataan, di dalam buku itu tertuliskan BKR sedang memeriksa senjata dan perlengkapan hasil rampasan dari tentara Jepang.


Selain itu ada yang unik, dibagian batang sepeda dari kedua sisi bertuliskan NKRI Harga Mati dan sisi lainnya bertuliskan BKR Bandung Selatan.

Ia mengatakan kenapa saya tulis NKRI Harga Mati karena waktu itu Soekarno pernah menyampaikan kepada saya dan teman-temannya, kalian harus menjaga negara ini sampai darah penghabisan, kalian tidak boleh menyerahkan negara ini kepada penjajah.

"Kata-kata itu selalu saya ingat dan tidak akan dilupakan," ujar Maruli.

Sementara tulisan satu lagi BKR Bandung Selatan, itu adalah dimana ia  menjadi bagian perjuangan di pasukan BKR Bandung.


Pada saat itu Mohammad Toha menjadi pahlawan bagi Kota Bandung untuk merebut kembali daerah dari tangan penjajah.

Selain itu sepeda Onthel milik Maruli terdapat bendera merah putih, depan dan belakang sepedanya tersebut.

Maruli mengatakan sepeda ini tidak akan dijual karena sepeda ini adalah sepeda sejarah.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved