Tim Muhibah Angklung

Ini 9 Fakta Seputar Tim Muhibah Angklung, Dari Ditinggal Sponsor Sampai Ngamen di Eropa

Melalui tulisan ini akan dirangkum sejumlah fakta dari Tim Muhibah Angklung selama perjalanan di Eropa, simak selengkapnya

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/ Yongky Yulius
Ketua Tim Muhibah Angklung Maulana, Paguyuban Pasundan, Muhammad Syuhada (41) (kanan), konduktor tim, Irma Noerhaty (45) (tengah), dan anggota tim, saat ditemui Tribun Jabar sekitaran Jalan Batik Tiga Negeri, Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Kamis malam (2/8/2018). 

Perjuangan Tim Muhibah Angklung di Eropa tak sia-sia, mereka berhasil menaklukan benua biru.

Pada festival di Sozopol, Bulgaria, Tim Muhibah Angklung berhasil meraih juara umum dari seluruh kategori atau meraih Grand Prix.

4. Orang Tua Sempat Merasa Khawatir

Srilina Ayuni (40), orang tua dari Giany Fadia Haya (18), tak memungkiri dia merasa khawatir terhadap keadaan anaknya di Eropa.

Namun, rasa khawatirnya terobati ketika dia percaya kepada Paguyuban Pasundan yang menaungi tim angklung itu.

"Saya berserah sama Allah, sama Ketua Paguyuban Pasundan. Selain itu saya juga melihat sepak terjang Tim Muhibah Angklung yang sangat bagus," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Jumat (20/7/2018).

5. Memperoleh 6,5 Juta Sekali Ngamen

Maulana mengatakan, ngamen atau konser jalanan di Eropa, bukan merupakan hal yang tercela.

"Justru di sana ngamen merupakan bentuk mengekspresikan musik. Main di jalan malah diapresiasi. Kalau enggak main seperti itu justru kami enggak dikenal. Yang antusias mendorong untuk ngamen juga malah orang sana," katanya.

Malah, ketika singgah di Swiss sebelum pulang dari Amsterdam, Belanda ke Indonesia, tim pernah memperoleh uang sekitar Rp 6,5 jutaan dalam sekali mengadakan konser kecil-kecilan tersebut.

Tim Muhibah Angklung, Paguyuban Pasundan, saat 'ngamen' atau mengadakan konser jalanan di Postdam, Jerman.
Tim Muhibah Angklung, Paguyuban Pasundan, saat 'ngamen' atau mengadakan konser jalanan di Postdam, Jerman. (Istimewa)

Santap Aneka Martabak Rasa Kekinian di Kedai Martabrak, Topingnya Bisa Pilih Sendiri

6. Perjalanan 26 Jam

Ada satu pengalaman yang dirasa Maulana cukup membuat mental anggota tim terbentuk.

Pengalaman itu adalah ketika harus melakukan perjalanan menggunakan bus (tim selalu menggunakan transportasi bus di Eropa) dari Budapest, Hungaria pada tanggal 2 Juli 2018 ke Istanbul, Turki.

"Trip dari Budapest ke Istanbul itu perkiraan 15 jam, tapi ternyata realisasinya 26 jam karena di tiap checkpoint (perbatasan negara) antrenya luar biasa," ujar Maulana.

7. Banyak Pihak Membantu

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved