''Brownies'' yang Satu Ini Tak Bisa Dimakan, Bisa Dipakai di Kamar Mandi Sambil Berdendang

Warga Jalan Garuda, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, itu berupaya mencari cara untuk mengatasi hal tersebut.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ichsan
tribunjabar/ahmad imam baehaqi
Sabun mandi buatan Yenny Yuly Prayogo, warga Cirebon 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Sebagai ibu, Yenny Yuly Prayogo (45) merasa khawatir melihat kondisi kulit anaknya yang kering.

Warga Jalan Garuda, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, itu berupaya mencari cara untuk mengatasi hal tersebut.

Iapun mencoba membuat sendiri sabun herbal agar kulit anaknya tidak kering.

Yenny yang sempat mengenyam pendidikan Analis Kesehatan itupun seolah tak kesulitan.

Kiper Persib Bandung : Mau Gimana Lagi, Saya Punya Harga Diri dan Masa Depan

Ia membeli beberapa bahan untuk membuat sabun herbal, di antaranya minyak zaitun, minyak kelapa, dan lainnya.

Tak disangka, sabun buatannya itu bisa mengubah kulit anaknya tidak kering.

Selain itu, tidak ada efek samping yang dirasakan oleh anak kedua Yenny, Riovaldo Jody Prayogo (13).

"Itu kira-kira dua tahun lalu," kata Yenny Yuly Prayogo saat ditemui di rumahnya di Jalan Garuda III, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Rabu (25/7/2018).


Ia mengatakan, resmi memasarkan sabun buatannya sejak Desember 2017.

Yang menarik ialah sabun herbal buatan Yenny tidak seperti umumnya.

Sabun herbal yang mengusung merek Jenny's Nature Skin Care itu bentuknya tampak mirip kue.

Dari mulai brownies, kue lapis, permen, bahkan hingga kue tradisional.

Jika tidak benar-benar diperhatikan, maka Anda akan mengira sabun herbal itu merupakan kue sesungguhnya.

"Bukan cuma kue, bentuk lainnya juga ada. Misalnya, bunga, topi, gaun, dan lainnya," ujar Yenny Yuly Prayogo.

Ia memilih bentuk sabun herbal yang tidak biasa itu karena mencintai seni.

Bahkan, beberapa produk sabun herbal Yenny juga ada yang dibuat menggunakan teknik decopath.


Karenanya, Yenny menganggap bisnis yang ditekuninya itu sebagai wadah penyaluran kecintaannya akan seni.

Seluruh proses pembuatan sabun itu dikerjakan di ruang tengah lantai 2 rumahnya.

Puluhan botol minyak zaitun tampak berjejer di meja kecil berukuran kira-kira 1 x 1 meter.

Sebuah rak setinggi kira-kira 1,5 meter berada persis di sisi kanan meja tersebut.

Di dalamnya terdapat madu, kopi, susu, dan pewarna makanan yang digunakan untuk membuat sabun herbal.

"Bahan-bahannya alami semua, untuk warnanya juga menggunakan pewarna makanan yang aman dikonsumsi," kata Yenny Yuly Prayogo.

Di ruangan itupun terdapat rak yang digunakan untuk menyimpan sabun yang sudah jadi.

Namun, menurut Yenny, sebelum bisa digunakan sabun itu harus didiamkan selama kira-kira 2 minggu untuk menghilangkan kadar airnya.

Namun, Yenny mewanti-wanti agar sabun herbal buatannya itu tidak dimakan meski dibuat menggunakan bahan makanan asli.

"Aman dalam artian digunakan untuk kebersihan dan perawatan tubuh, bukan dimakan," ujar Yenny sambil tertawa.


Saat ini, produk Jenny's Nature Skin Care memiliki 12 varian sabun herbal.

Masing-masing varian juga memiliki khasiat berbeda, tergantung bahan pembuatnya.

Rata-rata sabun herbal itu bermanfaat untuk mengatasi masalah kulit dan kecantikan.

Yenny biasa menjual sabun herbal itu perpaket berisi 10 buah seharga Rp 250 ribu.

Selain dijual di Cirebon, ia juga bisa melayani pembelian luar kota yang akan dikirim melalui jasa pengiriman barang.

Sabun herbal buatan Yenny juga tergolong laris manis di pasaran.

Dalam sehari ia bisa menjual rata-rata 50 buah sabun herbal baik di dalam maupun luar Cirebon.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved