Gara-gara Kabar Hoaks di WhatsApp, Sekelompok Pemuda Ini Dihajar Warga Sekampung, Satu Tewas

Mohammad Azam diseret dengan tali di lehernya. Azam Akhirnya meninggal karena luka-lukanya.

Editor: Indan Kurnia Efendi
BBC
Azam tewas siamuk massa gara-gara pesan berisi berita palsu di WhatsApp 

Afroz juga berusaha menelepon pamannya, namun usaha itu sia-sia, warga tak juga mendengarkan mereka.

Mereka akhirnya berusaha untuk melarikan diri dengan memacu mobilnya menuju desa tetangga, Murki.

Menurut polisi, salah satu warga pun telah memberitahu temannya di Desa Murki untuk mewaspadai mobil berwarna merah yang dikemudikan Salman dan teman-temannya.

Warga di desa itu pun telah memblokir jalan dengan kayu gelondongan.

 Mobil yang dikendarai Salman dan kawan-kawan rusak parah.
Mobil yang dikendarai Salman dan kawan-kawan rusak parah. ( BBC)

Karena mobil yang dikendarai Salman melaju dengan kencang, mobil tersebut akhirnya terbalik ketika mereka mencoba berbelok.

"Mereka mulai melempari mobil dengan batu dan memecahkan jendela dengan tongkat dan batu. Saya terseret keluar dan dipukuli dengan parah," katanya.

"Mereka memukuli kami dengan pisau, arit, dan tongkat. Ada juga wanita di sana," tambahnya.

Salman dan temannya, Ali, berhasil selamat karena polisi menyembunyikan mereka di bagasi mobil untuk melindungi mereka.

 Azam tewas siamuk massa gara-gara pesan berisi berita palsu di WhatsApp.
Azam tewas siamuk massa gara-gara pesan berisi berita palsu di WhatsApp. ( BBC)

Sayang, mereka tidak bisa menyelamatkan Azam.

Salman mengatakan, kerumunan orang yang berjumlah ratusan tidak membubarkan diri selama lebih dari satu jam, sampai lima kendaraan polisi tiba.

Massa telah melukai delapan petugas yang mencoba menghentikan mereka.

Polisi kini telah menangkap 22 orang, termasuk administrator grup WhatsApp.

Polisi juga mengatakan telah menghapus 20 grup Whatsapp sebagai tindakan pencegahan.

Setidaknya, 17 orang telah tewas di India diduga akibar rumor penculikan anak sejak April 2018 lalu.

Ya, rumor penculikan anak yang tidak benar menyebar melalui pesan di WhatsApp.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved