Cerita Tim Muhibah Angklung Paguyuban Pasundan, Terpaksa Ngamen di Eropa karena Kurang Biaya
Meskipun tak ada pihak yang membiayai, Tim Muhibah Angklung tetap mencoba untuk berangkat, apalagi mereka mewakili nama Indonesia.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Selesai dari Berlin, mereka menuju ke Postdam, Jerman.

Sampai Postdam tanggal 30 Juni 2018, mereka menggelar konser di jalanan untuk kembali mengumpulkan uang.
"Dari Postdam akhirnya kami berangkat menuju ke Budapest dulu di Hungaria. Perjalanan dari Postdam ke Budapest memakan waktu 16 jam menggunakan bus. Kami sampai di Budapest pada 1 Juli 2018. Di sana kami juga menggelar konser di depan Basilika, kami dibantu komunitas Indonesia setempat mengelar konser di sana," kata Maulana.
Setelah mengumpulkan uang cukup banyak, dari Budapest akhirnya mereka berangkat ke Turki yang merupakan lokasi festival pertama digelar.
Pada tanggal 3 Juli 2018, mereka singgah dulu di Istanbul untuk menggelar konser di Taksim Square sekaligus mengumpulkan uang.
• Masyarakat Diminta untuk Ikuti Perkembangan Kasus yang Tengah Ditangani Kejari Garut
Baru pada tanggal 4-9 Juli 2018, mereka berada di Aksehir untuk mengikuti festival pertama.
"Perjalanan dari Budapest ke Turki itu sekitar 26 jam menggunakan bus. Beruntung kami sampai dengan selamat dan akhirnya bisa ikut festival pertama. Di Turki kami juga dibantu KJRI," kata Maulana.
Selesai mengikuti festival di Turki, akhirnya mereka berangkat ke negara tujuan berikutnya, yaitu Bulgaria.
Kota yang mereka tuju adalah Sozovol.
"Beruntung di Sozovol pada 10-16 Juli itu kami berhasil juara. Jadi di festival itu kan ada beberapa kategori, kami akhirnya bisa juara," kata Maulana.
Sebelum menuju ke lokasi festival ketiga, yaitu di Visoko, Bosnia, Tim Muhibah Angklung memilih untuk tinggal dulu di Sofia, Bulgaria.

Di sana, mereka ditampung oleh KBRI setempat.
"Di sini kami sudah dari tanggal 16 Juli, hari ini hari terakhir kami di Sofia. Di sini kami juga menggelar konser jalanan untuk mengumpulkan uang, tapi beruntung di sini, untuk tempat tinggal dan makan ditampung KBRI," ujar Maulana.
Selama kurang lebih satu bulan berada di Eropa, Maulana mengatakan, tim Muhibah Angklung sebenarnya membutuhkan sekitar Rp 1,5 milyar.
• Lakukan Curas di Jalanan Kota Bandung, Kaki Lima Orang Ini Dilubangi Polisi
Namun, karena berbagai usaha, jumlah yang harus dikeluarkan sebanyak itu bisa terus dikurangi.