PPDB Kota Bandung

Cerita PPDB di SMAN 12 Bandung, Perjuangan Kaila dan Tisna yang Pasrah Nem Anaknya Kurang

Dia juga selalu berkomunikasi dengan teman-temannya yang juga mendaftar PPDB di grup chat Whatsapp.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Yudha Maulana
Hilda Rubiah
Kaila (kiri) dan temannya April (Kanan) sedang mengantre mengambil hasil pengumuman PPDB jalur NHUN di SMAN 12 Bandung, Kamis (12/7/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kaila, siswi pendaftar PPDB SMA ini mengaku berjuang untuk dapat diterima di SMAN 12 Bandung.

Saat pendaftaran, Kaila mengaku harus berdesak-desakan, panas-panasan untuk mengantre dan mendaftar PPDB.

Tak segan, dia juga mengungkapkan selama pendaftaran dia merasa deg-degan menunggu hasil dan mendengar isu-isu tidak baik seputar topik PPDB di media sosial dan internet.

Dia juga selalu berkomunikasi dengan teman-temannya yang juga mendaftar PPDB di grup chat Whatsapp.

"Aku sampai setiap hari mantau kabar PPDB," ujar Kaila kepada Tribun Jabar saat ditemui di SMAN 12 Bandung, Kamis (12/7/2018).

Kaila memiliki modal nem cukup besar yaitu 30,4.

Dia mengaku telah berjuang mengikuti bimbel selama dirinya sekolah di smp, namun hasilnya kurang memuaskan.

Dengan sedikit rasa kecewa dan sedih, Kaila tetap merasa bersyukur diterima di pilihan sekolah kedua di SMAN 25 Bandung.

"Sedih sih, tapi bersyukur masih bisa sekolah, yang penting sekolah negri," ujar Kaila.

Dari awal pendaftaran pertama, dia mengaku tidak tenang, ingin segera selesai melalui berbagai proses seleksi PPDB tersebut.

Sekarang Kaila pun mulai merasa lega karena hasilnya telah dia terima.

Kaila hanya bisa pasrah dan menjalani proses kedewasaannya melanjutkan sekolahnya di tingkat menengah atas.

Tisna Pasrah

Tisna (50) pasrah anaknya tidak diterima di dua sekolah menengah atas.

Anaknya mendaftar PPDB ke SMAN 16 dan SMAN 12 Bandung.

Tisna mengira karena rumahnya terbilang dekat dengan sekolah, anaknya akan diterima satu di antara sekolah tersebut.

Namun ternyata hasil tidak sejalan dengan perkiraannya.

"Sekarang mau gimana lagi, pasrah aja," ujar Tisna kepada Tribun Jabar saar ditemui di SMAN 12 Bandung, Kamis (12/7/2018).

Rumahnya memang dekat dari dua sekolah tersebut. Dia tinggal di Cidurian Kiaracondong.

Tisna memang menyadari nem anaknya kurang bagus dan tidak mencapai passing grade di dua sekolah yang dipilihnya.

Dia berpikir mungkin karena juga ada yang lebih dekat rumahnya dari pada dirinya.

Tisna mengatakan sekarang dirinya menuruti anaknya saja untuk memilih SMA atau SMK swasta.


Pelaksanaan PPDB di Kota Bandung Dinilai Tak Ada Perbaikan, Gitu-gitu Saja

DRPD Kota Bandung: Tak Tutup Kemungkinan Ada Praktik Jual-Beli Kursi Selama PPDB

Menunggu Sejak Pagi, Orang Tua Casis yang Protes Hasil PPDB Akhirnya Temui Pihak Disdik Kota Bandung

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved