Dagozilla, Robot yang Pandai Bermain Sepakbola Buatan Mahasiswa ITB
21 mahasiswa ITB berhasil merancang dan menciptakan tim robot yang mempunyai kemampuan bermain sepakbola.
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebanyak 21 mahasiswa dari berbagai jurusan di Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil merancang dan menciptakan tim robot yang mempunyai kemampuan bermain sepakbola.
Tim robot tersebut bernama Dagozilla, nama itu diambil dari dua kata, Dago dan Zilla.
Dago diambil dari kata daerah kampus ITB yang ada di Dago sedangkan nama Zilla diambil dari film-film Gozilla, yang mengartikan kekuatan dan terlihat gahar.
KPU Tuntaskan Rekapitulasi Penghitungan Suara Pilgub Jabar, Pasangan Rindu Teratas Disusul Asyik https://t.co/xd7gplKLAR via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 8, 2018
"Semoga dinamakan Dagozilla orang-orang yang diluar Bandung, bisa tahu daerah Dago ini, dan membawa nama daerah bandung ke tingkat Nasional ataupun Internasional," ujar ketua tim robot Dagozilla bernama Ahmad Fahrudin di Kampus ITB, Jalan Ganesha Nomor 10, Kota Bandung, Minggu (8/7/2018).
Robot ini adalah pengembangan versi ketiga, awal tahun pembuatan robot ini ditahun 2016.
Awalnya, Ahmad Fahrudin mengatakan, robot ini hanya sebagai tugas akhir, tapi adanya kejuaran robot sepakbola, jadi dikembangkan lagi untuk mengikuti kejuaraan tersebut.
Mengikuti kejuaran robot sepakbola, dalam setiap tim harus ada tiga robot, pertama penjaga gawang, robot kedua dan ketiga sebagai penyerang.
• Masih Banyak TPS Kurang Fasilitas untuk Layani Penyandang Difabel
Fahrudin mengatakan, ketiga robot kami diberi nama dan perannya masing masing.
Untuk penjaga gawang dengan nomor satu diberi nama Farade, dengan nomor dua sebagai penyerang diberi nama Gaus, sedangkan nomor tiga sebagai penyerang juga diberi nama Haliday.
Robot ini bekerja secara otomatis.
Saat dijalankan, robot akan berkomunikasi satu dengan yang lainnya untuk menentukan peran dari masing-masing robot.
Apakah dia harus menyerang, bertahan, menjadi assist, dan sebagainya.
Proses pengembangan bisa sampai bekerja dengan otomatis selama satu tahun, dimulai dari bulan Juli 2018, enam bula untuk proses riset, tiga bulan untuk implementasi dan tiga bulan untuk aplikasi.
"Robot ini bergerak menggunakan tiga roda dibawahnya, untuk alat menembak bolanya diberi nama selenoid dengan memberikan tegangan listrik sebesar 300 volt," ujar Fahrudin.