Orangtua Arya Bingung dan Sedih, BPJS Tak Bisa Digunakan Sementara Arya Tak Kunjung Sembuh
Selama dirawat di PICU RSHS, Arya sudah menjalani lima kali pengobatan plasmapheresis, namun belum ada tanda-tanda dia akan terbangun dari komanya.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Sementara, guling kecil berwarna merah muda terlihat ditempatkan di samping bocah asal Kampung Campaka, Desa Pangguh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung,
Apit tampak duduk setia menunggu bersama istrinya, Yani, di kursi tunggu yang tak jauh dari ruang PICU.
Saat berbincang, sesekali dia mencoba melempar senyum seolah sedang menyembunyikan kesedihan yang begitu mendalam.
Baca: Kronologi Arya Diserang Penyakit Langka GBS, Tiba-tiba Sering Terjatuh
Ketika bercerita, tak jarang Apit dan Yani saling bertatapan.
Saat ini, mereka sedang mengalami kendala biaya selama di rumah sakit.
Apit mengatakan, jika ditotalkan dari hari pertama masuk hingga saat ini, dia harus membayar lebih dari Rp 100 juta untuk pengobatan anaknya, di mana biaya Plasmapheresis sebesar Rp 50 juta, biaya obat-obatan dari depo sebesar Rp 50 juta, dan biaya ruang PICU selama 25 hari kurang lebih sebesar Rp 62 juta.
Padahal, Apit sehari-hari bekerja sebagai guru honorer SMP MTS di Bandung dan Yani adalah seorang ibu rumah tangga.
Dia pun sudah membuka donasi melalui laman Kitabisa.com di https://kitabisa.com/aryamelawangbs.
Baca: Korban Jiwa Capai Ratusan, Ini 3 Kecelakaan Kapal di Indonesia yang Menelan Banyak Korban