Kapal Terbalik di Danau Toba

Kisah Mereka yang Luput dari Maut di Musibah Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Riko merupakan korban selamat lainnya selepas insiden tenggelamnya kapal penumpang KM Sinar Bangun

Editor: Ravianto
tribun medan/ist
KM Sinar Bangun sebelum tenggelam 

Suami dari Ita br Turnip ini mengisahkan dirinya sempat menyelamatkan lima penumpang lainnya.

Pria yang berprofesi penyelam di PT Suri Tani Pemuka (Japfa) ini menumpang hendak ke Siantar menghadiri pesta keluarga. 

Baca: Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jabar Gelar Pertemuan Bahas Kondisi Wilayah Jelang Pilkada

Baca: Kisah Heroik di Balik Karamnya KM Sinar Bangun, Meski Kelelahan Dino Selamatkan 5 Penumpang

KMP Sumut II saat berpapasan dengan korban tenggelam KM Sinar Bangun
KMP Sumut II saat berpapasan dengan korban tenggelam KM Sinar Bangun (Istimewa)

Dino menuturkan kala KM Sinar Bangun bertolak dari Pelabuhan Simanindo, ombak Danau Toba belum terlalu tinggi buncahannya.

Ombak meninggi dan terasa kuat menghantam sisi kiri badan kapal (angin dari arah Barat) setelah agak jauh dari dermaga, 30 menit selepas melaju. 

PENCARIAN KORBAN KAPAL TENGGELAM - Tim gabungan terdiri dari Basarnas, TNI dan Polri melakukan pencarian korban kapal tenggelam menggunakan kapal milik Dinas Perhubungan Sumut, di perairan Danau Toba, Simalungun, Selasa (19/6/2018). (Tribun Medan/Riski Cahyadi)
PENCARIAN KORBAN KAPAL TENGGELAM - Tim gabungan terdiri dari Basarnas, TNI dan Polri melakukan pencarian korban kapal tenggelam menggunakan kapal milik Dinas Perhubungan Sumut, di perairan Danau Toba, Simalungun, Selasa (19/6/2018). (Tribun Medan/Riski Cahyadi) (Tribun-medan.com/ Riski Cahyadi)

"Aku duduk di lantai depan kapal. Saat masih di dermaga, enggak begitu nampak ombaknya. Mungkin karena terhalang oleh pulau-pulau kecil yang ada di sebelah barat dermaga," kenangnya.

Menurutnya, nakhoda KM Sinar Bangun berupaya mengatasi situasi itu dengan mengemudikan kapal ke kiri. Berupaya menjauhi garis lurus rute Simanindo - Tigaras.

Setelah agak jauh kemudian banting kemudi lagi ke kanan.

Dengan strategi itu, kapal tinggal mengikuti arus ombak untuk bisa sampai ke Tigaras.

"Kan kapal jadi membelakangi ombak. Jadi, tinggal ikut-ikut aja kayak gini," ujar Dino sembari memeragakan gerakan kapal maju sambil berayun ke depan dan ke belakang menggunakan remote TV yang  berada di dekatnya.

Dino Simson Aritonang (34) bersama istrinya Ita br Turnip saat ditemui di Desa Simanindo
Dino Simson Aritonang (34) bersama istrinya Ita br Turnip saat ditemui di Desa Simanindo (Tribun MEDAN/DOHU LASE)

Ia tak ingat lagi entah berapa kali kapal terayun-ayun lalu terbalik ke kanan, sebab kejadian itu begitu cepat.

Saking cepatnya, sampai-sampai pria tiga anak ini tak sempat berdiri dan melompat saat ombak secara mendadak dan cepat membalikkan kapal. Ia ikut terbalik bersama kapal.

Karena mahir berenang dan menyelam, Dino akhirnya mampu meloloskan diri dari bawah kapal yang sudah dalam posisi telungkup, lalu menyelam, dan berenang menjauhi kapal untuk menghindari penumpang tenggelam lain yang mungkin bakal menariknya.

Setelah muncul ke permukaan air, ia secara jelas melihat kapal sudah telungkup.

"Sempat juga saya berenang mendekati kapal. Takut tenggelam kelelahan. Saya berpegangan di kapal ambil napas sebentar. Lalu kapal sedikit demi sedikit tenggelam. Ada beberapa menitlah durasinya itu," ujarnya.

Tak lama, kapal feri KMP Sumut II melintas, disusul KM Cinta Damai.

Awak kapal feri melemparkan pelampung-pelampung yang sudah terikat tali ke danau.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved