Kapal Terbalik di Danau Toba
Kisah Mereka yang Luput dari Maut di Musibah Tenggelamnya KM Sinar Bangun
Riko merupakan korban selamat lainnya selepas insiden tenggelamnya kapal penumpang KM Sinar Bangun
TRIBUNJABAR.ID, SIMANINDO - Misteri kehidupan dan kematian sepenuhnya diempunyai Sang Maha Kuasa, Tuhan.
Inilah yang diyakini sepenuhnya oleh para korban selamat dari tragedi kapal tenggelam di perairan Danau Toba.
Mengapungkan syukur tiada tara sebab masih beroleh kesempatan hidup dengan penuh perjuangan.
Di sisi lain, nestapa menggelayut di kedalaman kalbu seraya berharap Tuhan masih menyelamatkan sanak saudara, teman, handai taulan yang turut serta diboyong Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang karam.
Seandainya pun meninggal dunia, kiranya jasad ditemukan.
22 korban kapal karam ditemukan. 19 di antaranya selamat, termasuk nakhoda KM Sinar Bangun. Tiga lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Napak tilas kejadian, jarum jam menunjukkan pukul 15:00 WIB pada Senin (18/6/2018) tatkala KM Sinar Bangun bertolak dari pelabuhan Simanindo, Samosir menuju pelabuhan Tiga Ras, Simalungun.
Kapal memboyong penumpang dan sepeda motor yang melebihi muatan kapal (over capacity).
30 menit melaju dari pelabuhan Simanindo, KM Sinar Bangun oleng diterpa angin kencang dan ombak yang tinggi. Kapal oleng tiga kali sebelum karam.
Catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi peningkatan kecepatan angin dari dua hingga tiga meter per detik menjadi enam meter per detik sekitar pukul 17.00 WIB di Kabupaten Samosir atau sekitar Danau Toba.
Kecepatan angin tersebut setara 12 knot dan berpotensi memicu ombak setinggi 75 centimeter (cm) hingga 1,25 meter (m). Cuaca ekstrem inilah yang menghantam KM Sinar Bangun yang kadung kelebihan muatan.
Lantas bagaimana kesaksian para korban kapal karam yang selamat. Tribun-medan.com merangkum pengakuan penumpang yang luput dari tragedi nahas itu.
1. Dino Aritonang Sempat Selamatkan Lima Penumpang
Dino Simson Aritonang masih bolak-balik ke Puskesmas Simarmata, Kabupaten Samosir. Pria 34 tahun ini merupakan satu di antara penumpang yang selamat.
Ia mengeluh sakit kepala, dada sesak serta badan dingin dan panas (meriang) sejak musibah itu.