Penjelasan Pernyataan 'Tuhan Malu', Amien Rais: Saya Bicara Ada Ketentuannya, Saya Tidak Ngawur
Dalam klarifikasinya, Amien Rais menyampaikan dua ayat Alquran dan Hadis sebagai dasar penyataannya yang sekarang menjadi viral.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
"Tuhanmu itu yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, Maha Pemalu dan Maha Pemberi.
Dan dikatakan di situ Allah malu kalu tidak mengijabahi (mangabulkan) doa hambaNya yang bersungguh-sungguh.
Kemudian Allah hanya memberikan jawaban yang hampa," katanya.
Amien Rais menegaskan bila ia berbicara maka ada dasarnya.
"Saudar-saudaraku, saya bicara Insyallah selalu ada ketentuannya, ada dasarnya, tidak sembarangan, ini masalah agama, jadi itulah, mudah-mudahan jelas, saya tidak ngawur," ucapnya.
"Adapun setelah ini, ada yang mau memperpanjang dan mengatakan saya tidak tahu diri, tidak tahu adab ya monggo, enggak apa," tutup Amien Rais.
Berikut video klarifikasi Amien Rais di bawah ini.
Ucapan 'Tuhan Malu' juga dikomentari oleh tokoh NU, sekaligus dosen di Monash University Nardisyah Hosen.
Ia berkomentar melalui Twitternya, @na_dirs yang diunggah pada Minggu (10/6/2018).
Baca: Ini Kisah Ibu yang Melahirkan di Rest Area KM 88 Cipularang, Sempat Dikira Masuk Angin
Baca: Mau Mudik Menggunakan Bus yang Aman dan Nyaman? Ini Tipsnya
Nadirsyah Hosen mengatakan orang yang mengalami peningkat religositas akan menghadapi dua tahap reaksi.
Tahap pertama yakni Tuhan diajak ikut marah olehnya dan tuhan dipaksa menuruti doanya.
Pada tahap tersebut orang itu akan mengalami halusinasi.
1. Tingkat religiositas yang semakin meningkat bisa juga berkaitan erat dg tingkat stress yg semakin tinggi tak sanggup melawan problem yg dihadapinya. Reaksi pertama, Tuhan diajak ikut marah. Kedua, Tuhan dipaksa menuruti doanya.
— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) June 10, 2018
Ia memandang dunia dengan aneh, semua yang menentangnya dianggap tak paham agama dan Tuhan.
Tahap kedua yakni meragukan keadilan Tuhan.