Ramadhan Berkah
Sabtu Ini Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik
Larangan beroperasi bagi kendaraan besar bermuatan ini bertujuan agar tidak menimbulkan kemacetan saat pelaksanaan arus mudik.
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dinas Perhubungan Jawa Barat melarang kendaran besar bermuatan dengan sumbu lebih dari dua untuk tidak beroperasi mulai H-7 hingga H+7.
Larangan beroperasi bagi kendaraan besar bermuatan ini bertujuan agar tidak menimbulkan kemacetan saat pelaksanaan arus mudik.
"Apalagi prediksi puncak arus mudik terjadi pada Sabtu pekan ini. Karena libur dimuaki sejak Senin depan. Makanya kami sudah imbau agar tidak beroperasi," ujar Dedi kepada Tribun via telepon di kawasan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (6/6).
Dishub Jabar akan memberhentikan kendaraan besar bermuatan jika tetap memaksa beroperasi. Kendaraan yang diberhentikan itu kemudian digiring untuk masuk ke kantong-kantong parkir yang sudah di siapkan oleh Dishub Jawa Barat di tiga jalur mudik Jawa Barat.
Menurut Dedi, larangan beroperasinya kendaraan besar bermuatan itu di Jawa Barat karena pada dasarnya wilayah Jawa Barat merupakan wilayah tujuan dan lintasan pemudik.
Hal inilah yang menjadi faktor membludaknya kendaraan para pemudik. Jika kendaraan besar beroperasi, kemacetan tidak dapat dihindari.
"Kendaran muatan ini, kan, pasti jalannya pelan. Fisiknya juga besar. Ini yang menjadi penyebab kepadatan volume. Jadi kalau ada yang maksa beroperasi kami tindak," kata dia.
Dishub Jabar sendiri mulai akan melakukan pemasangan fasilitasn angkutan lebaran 2018 di tiga jalur mudik Jawa Barat pada Kamis (7/6).
Baca: Kemenangan Bersejarah di Medan Bikin Umuh Muchtar Yakin Persib Bandung Juara Liga
Baca: Pembunuh Gadis dalam Kardus Sudah Ditangkap, Sekarang Sedang Diinterogasi
Pemasangan fasilitas angkutan lebaran seperti water barier, penunjuk arah, imbauan daerah rawan kecelakaan itu, kata Dedi, memang sengaja dipercepat. Pasalnya, Dedi mengatakan jika kemarin sudah ada pergerakan para pemudik.
"Sudah ada pergerakan pemudik maka kami percepat pemasangan. Personel besok sudah siap ke lapangan. Full personel mulai H-7. Pos penghitungan kendaraan di Pantura dan Pansela juga sudah siap semuanya," kata dia.
Dedi mengatakan, jalur mudik yang rawan kecelakaam titiknya banyak terdapat di wilayah Pansela.
Meski infrastruktur jalan, penerangan jalan umum sudah cukup memadai, namun kondisi jalan yang banuak tanjakan, turunan, dan berkelok-kelok menjadi faktor utama penyebab kecelakaan.
Ia mengimbau agar pemudik yang menggunakan roda dua untuk memilih perjalanan pada siang hari. Selain itu, pemudik juga harus memanfaatkan rest area yang ada di jalur mudik jika mengalami kelelahan.
"Jangan dipaksakan kalau sudah lelah. Rest area banyak di jalur. Manfaatkan sebaik-baiknya. Cek juga kondisi kendaraan sebelum memulai perjalananan dan jangan bawa barang berlebihan," kata dia.
Dishub Jabar kata Dedi juga sudah melaksaman uji KIR kemdaraan umum yang akan digunakan untuk mudik lebaran.
Setidaknya ada 4.676 bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dan bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang sudah menjalani uji KIR dengan dinyatakan layak jalan.
Baca: Persib Bandung Akhirnya Melepas Michael Essien, Sang Agen Bocorkan Tujuan Eks Chelsea Itu
"Uji KIR sudah kami lakukan. Bus yang layak jalan ini kami pasangi stiker khusus. Jadi calon penumpang tidak perlu khawatir dengan kondisi bus yang sudah kami pasangi stiker. Jadi kalau mau gunakan bus, lihat dulu sudah terpasang stiker atau belum," kata dia.
Sementara itu pantauan Tribun di lapangan, sepanjang jalur selatan di wilayah Kabupaten Bandung mulai dari Cileunyi hingga Nagreg kondisi jalan terpantau cukup baik.
Lubang-lubang yang sebelumnya banyak di Jalan Raya Bandung-Garut sudah ditambal. Pihak kepolisian dari Polres Bandung pun sudah mulai mendirikan Pos Pengamanan dan Pos Pelayanan.(wisnu saputra)