Kisah Hijrah
Kisah Hijrah Erlof Hasibuan, Cinta Keluarga dan Kelahiran Anak Kedua Membuatnya Jadi Biker Saleh
Saya punya teman-teman senior yang membina saat saya nakal. Mereka bilang 'Saya nakal, tapi kamu lebih nakal dari saya
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Banyak orang memiliki masa lalu yang diisi dengan berbagai kenakalan. Tetapi pada satu titik, akhirnya berubah. Ini pula yang dialami Erlof Hasibuan (47), yang belakangan ini aktif sebagai Ketua Bidang Kegiatan di Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Bandung.
Dulu, kata Erlof, banyak orang yang mengatakan bahwa ia sangat nakal.
"Saya punya teman-teman senior yang membina saat saya nakal. Mereka bilang 'Saya nakal, tapi kamu lebih nakal dari saya'," kata Erlof ketika ditemui di sela kegiatan HDCI Bandung di Rumah Kentang, Bandung, Minggu (3/6).
Meski enggan menceritakan secara detail, Erlof mengakui bahwa berbagai kenakalan pernah dilakukannya masa lalu.
"Dulu kenakalan saya, berantem iya, obat iya. Tapi saya enggak pernah menipu orang," ujarnya.
Pesan WHU untuk Mario Gomez: Kalau Mau Manjang di Persib, Harus Menang! https://t.co/nR0VPSWCP0 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 5, 2018
Ia juga bercerita bahwa perilaku buruknya di masa lalu bukan karena pengaruh pergaulan. Keinginan untuk berantem, mengonsumsi narkoba, dan lain-lain muncul dari dalam diri sendiri.
"Dorongan itu dari diri sendiri saja, pengen nyobain, keterusan, bablas, akhirnya abis uang," ujarnya.
Erlof mengakui perilaku nakalnya belum hilang ketika dia menikah pada 2001. Perubahan perilaku pada pribadi Erlof terjadi pada 2011.
Baca: Incest Berujung Pembunuhan di Jambi, Ini Beberapa Kasus Incest yang Sempat Menghebohkan
Keluarga menjadi motivasi Erlof untuk hijrah menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, usia yang tidak lagi muda juga menjadi dorongan baginya untuk segera berubah.
Ia juga mengaku keinginan hijrah bukan karena diceramahi ulama atau orang lain.
"Jadi, dorongan untuk berhijrah itu dari pribadi sendiri, karena terbawa umur. Yang paling saya ingat itu saat melahirkan anak kedua saya yang perempuan. Saya merasa, begini takut, begitu takut, saya lebih banyak berhitung," ujar pria kelahiran 21 Mei 1971 itu.
Dari faktor tersebut, akhirnya Erlof memutuskan menghentikan kebiasaan buruknya. Sejak saat itu juga, Erlof memperdalam lagi ilmu agamanya.
Untuk menjaga dirinya tetap konsisten, ia mengikuti kegiatan positif semisal belajar agama atau ikut kegiatan di HDCI.