Kisah Ipda Denny yang Jadi Korban Bom Thamrin, Minta Istrinya Tak Menangis, & Peluk Aman Abdurrahman

Sejujurnya, Ipda Denny Mahieu merasa ragu saat mengambil langkah untuk menghampiri Aman Abdurrahman.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar

TRIBUNJABAR.ID - Aman Abdurrahman membacakan pledoi atau nota pembelaannya di Pengadilan negeri Jakarta Selatan, Jumat (25/5/2018).

Pentolan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) itu dituntut hukuman mati oleh jaksa atas perkara bom Thamrin yang terjadi 2016 lalu.

Namun, ada yang berbeda saat persidangan itu terjadi.

Ipda Denny Mahieu, polisi yang selamat atas teror bom tersebut menghampir dan memeluk Aman Abdurrahman.

Banyak yang bertanya, bagaimana bisa korban yang mengalami kerugian itu bisa memeluk orang yang dituding sebagai otak pengeboman?

Ipda Denny Mahieu, dalam acara Mata Najwa, menyampaikan alasannya.

Sang polisi itu merasa bahwa semua manusia, termasuk Aman, adalah orang baik saat dilahirkan.

"Saya berpikir begini, setiap manusia itu hidup, begitu dia dilahirkan adalah sebagai porang suci, tanpa dosa.

Saya melihat Aman Abdurrahman itu, beliau orang baik, waktu beliau dilahirkan," ujar Ipda Denny.

Sejujurnya, Ipda Denny Mahieu merasa ragu saat mengambil langkah untuk menghampiri Aman Abdurrahman.

"Tapi saya pikir ya sudahlah, mudah-mudahan beliau mau. Ternyata beliau mau, lalu saya peluk," katanya.


Baca: Badannya Berisi dan Tak Puasa, Jennifer Dunn Dituding Hamil, Teman Satu Selnya Kasih Bocoran

Baca: Kutukan Keras Aman Abdurrahman pada Pelaku Bom Surabaya, Sampai Berani Mencela dan Sebut Gila

Saat memeluk Aman, Ipda Denny Mahieu juga mengatakan ia manusia.

"Dulu saat bertemu saya juga sempat bilang kepada Aman. Kita satu suku, satu bangsa," ujar Ipda Denny.

Ternyata, saat dipeluk, Aman Abdurrahman juga membalas bisikan Ipda Denny.

"Saya tidak tahu apa-apa masalah Thamrin," begitu yang diucapkan Aman.

Pandangan Ipda Denny terhadap Aman Abdurrahman begitu berbeda, ia seperti masih melihat ada jiwa manusia baik dalam diri Aman.

Padahal, atas ledakan bom tersebut, Ipda Denny Mahieu menderita luka berat pada sekujur tubuhnya, dari telinga, tangan, bahkan sampai kaki.

Luka tersebut, sampai saat ini belum sembuh total.

Saat insiden itu terjadi, Ipda Denny Mahieu tengah menyampaikan laporan adanya ledakan bom di Starbuck.

Ia tengah berdiri di pintu pos polisi, belum juga membuat laporan utuh, bom yang ada di pos polisi tersebut meledak.

Dahsyatnya suara ledakan bom membuat telinga sebelah kanan Ipda Denny Mahieu rusak.

Ia didiagnosis tuli berat oleh dokter ahli.


Baca: Pendiri JAD Aman Abdurrahman Tulis Sepucuk Surat, Mengutuk Aksi Bom Bunuh Diri?

Baca: Padahal Dita Anteknya, Aman Abdurrahman Justru Melaknat Pelaku Bom Surabaya, Sebut Stres dan Gila

Lengan kanannya tidak rata, ada cekuman begitu dalam akibat terkena serpihan kaca.

Kaki dan betisnya pun tidak dalam kondisi baik.

"Hampir setiap hari saya minum obat tidur, karena susah kalau tidak minum obat tidur," ujarnya.

Ipda Denny
Ipda Denny (YouTube)

Ipda Denny Mahieu mengaku tidak trauma tapi suara bom tersebut mengganggu kesehatannya.

"Seperti ada angin dalam kepala."

Ia juga direncanakan akan menjalani operasi pada beberapa bulan kemudian.

Saat menjadi korban ledakan bom, Ipda Denny harus menjalani operasi selama 17 jam.

Proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Ia juga mencoba memberikan pengertian kepada keluarganya terlebih pada istrinya.

Ipda Denny meminta istrinya agar tak menangisinya.

"Jika sesuatu terjadi pada diri saya, jangan menangis," ucapnya.

Baca: Polisi Korban Bom Thamrin Peluk Aman Abdurrahman, Ini yang Dibisikkannya pada Pendiri JAD Itu

Baca: Majelis Hakim Diminta untuk Bebaskan Aman Abdurrahman dari Hukuman Mati

Berikut videonya:

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved