Ingat Sumanto ? Ini yang Dilakukannya Selama Bulan Puasa, Masih Bikin Onar ?
Iwan menceritakan suatu kejadian kocak saat Sumanto kembali bikin onar.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
TRIBUNJABAR.ID - Nama Sumanto dikenal oleh publik karena kelakuannya yang aneh.
Pria asal Purbalingga ini pernah memakan daging manusia tepatnya jenazah.
Ia diketahui membongkar makam seorang nenek.
Lalu, bagaimana keadaannya sekarang?
Kini, Sumanto sudah sembuh dan menjalani hidupnya secara normal.
Ia yang pernah diganjar hukuman lima tahun penjara ini tinggal di Pondok Rehabilitasi Mental An-Nur di Desa Bungkanel, Purbalingga.
Melansir dari Tribun Sumsel, Sumanto ini sebenarnya bisa menghafal berbagai hal.
Tetapi, ia suka 'ngadat' dan meminta syarat.
Ia mengajukan uang Rp 15 ribu untuk membeli rokok sebagai syaratnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Iwan, satu di antara pengasuh Sumanto.
Selama bulan puasa, Sumanto juga ikut menjalankan ibadah yang dilakukan umat Muslim di bulan Ramadhan.
Baca: Bau Mulut Saat Puasa Bikin Enggak Nyaman? Tenang,Ikuti 5 Cara Ini Untuk Mengatasinya
Baca: Sopir Truk Pengangkut Pasir dari Proyek Embung Gedebage Lakukan Ini agar Tak Mengganggu Tarawih

Kendati demikian, puasa Sumanto itu 'bolong-bolong' atau tak rutin.
Iwan menceritakan suatu kejadian saat Sumanto kembali bikin onar.
Saat itu, Sumanto memberhentikan pedagang siomay saat tengah berpuasa.
Tak kira-kira, Sumanto makan sampai habis empat piring.
Kocaknya, setelah makan, Sumanto langsung tertidur dan tidak membayarnya.
Pedagang tersebut harus menunggu sampai berjam-jam.
"Ketika Sumanto bangun dan tidak memberikan uang juga akhirnya pedagang siomay itu menagih bayaran pembelian siomay ke pengasuh pondok KH Supono Mustajab," cerita Iwan.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, SUmanto ditempatkan pada kamar yang halamannya dipagar.
Suatu hari, Sumanto diizinkan keluar, ternyata ia mampir ke warung dan mengambil satu bungkus besar kacang, satu bungkus besar roti, dan berbagai macam rokok.
Total belanjaan Sumanto ini mencapai Rp 600 ribu. Lagi-lagi Sumanto menolak membayar dan akhirnya pemilik warung menagih kepada pengasuh pondok.
Meski begitu Sumanto sering menghadiri pengajian.
KH Supono memberian kesempatan untuk bicara.

Baca: 2 Alasan Ini Bikin Persib Bandung Harus Gelar Laga Pengganti Kontra Persebaya Surabaya
Baca: Densus 88 dan Pasukan Unit Antiteror TNI Siap Bumihanguskan Teroris dari NKRI
Sumanto mengajak para hadirin untuk menyumbang uang guna pembangunan masjid.
Ingin Pulang Kampung
Sumanto sebenarnya sangat ingin pulang ke kampung halaman. Tapi apa daya, ia selalu ditolak warga di sana.
Mau tidak mau, ia pun harus rela menghabiskan waktunya berada di panti rehabilitasi.
Selama tinggal di panti An-Nur, Sumanto telah memperlihatkan progres perubahan sikap yang cukup signifikan.
Ia menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan melakukan beberapa pekerjaan.
Hal itu diungkapkan pengurus panti rehabilitasi sekaligus orang yang merawat Sumanto, Haji Supono.
"Aktivitas saya bantu-bantu pak Haji (Supono) cabut-cabut rumput, bertani, ikut pengajian, pokoknya ikut pak haji," ujarnya.
Menurut Supono, Sumanto mampu membaca Alquran. Pada beberapa kesempatan, Sumanto juga mengumandangkan azan.
Malah, Sumanto mendapat kepercayaan menyampaikan ceramah saat diundang ke acara pengajian.
Di samping itu semua, ada satu momen di mana Sumanto membuat sang pengasuh dongkol tapi kemudian merasa terharu.
Ya, Sumanto pernah diberi tugas untuk mengurusi burung kicau milik Supono.
Untuk diketahui, Supono memang pecinta burung. Beberapa sangkar burung pun terlihat tergantung di atap selasar panti An-Nur.
Baca: Kalau Harga Sembako Naik Tak Wajar, Warga Jabar Diminta Lapor ke Polisi
Ada tujuan tersendiri mengapa sang pengasuh memberi kepercayaan itu.
Ia berharap, Sumanto akan mempunyai keterampilan merawat burung dan hal itu bisa berguna di kehidupannya kelak.
Namun, bukannya merawat burung Supono, Sumanto malah bikin ulah.
Ia melepaskan burung-burung yang diketahui mempunyai harga cukup mahal itu.
Melansir dari Tribun Jateng, ulah Sumanto itu bikin sang pengasuh tepuk jidat.
"Saya pasrahi untuk beri pakan burung, eh malah dilepas burungnya, haduh,"kata Supono.
Tidak mungkin bila Supono memarahi Sumanto karena hal tersebut.
Ditambah lagi, alasan bijak sekaligus konyol yang dilontarkan Sumanto justru membuat Supono terharu.
Menurut Sumanto, ia melepaskan burung sang pengasuh karena merasa iba.
Ia tidak tega burung-burung harus terpenjara dalam sangkar dan tidak bisa menghirup udara bebas.
"Itu kan burung berhak hidup bebas, kasihan kalau dikurung," kata Supono menirukan jawaban Sumanto.
Demi Biaya Nikah, Pria Ini Jajakan Pacarnya ke Lelaki Hidung Belang Via Online https://t.co/86IOcrXirp via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 17, 2018
Masih melansir dari Tribun Jateng, perasaan Supono campur aduk.
Ia mendongkol, geli sekaligus terharu dengan jawaban Sumanto.
Supono memaklumi perbuatan Sumanto. Menurutnya, nasib Sumanto tak berbeda dari burung-burung di sangkar.
Ia tak bisa ke mana-mana, terpenjara di sisa usian karena ulah masa lalunya.
Nasib burung masih lebih baik, ketika dilepaskan, mereka masih diterima alam.
Beda halnya dengan Sumanto, ia mau pulang ke kampung halaman pun malah mendapat penolakan dari warga.
(Tribun Jabar/Indan Kurnia Effendi)