Minta Terminal Layak di Lembang, Sopir Angkot: Sampah Saja Banyak di Pinggir Jalan Masuk
Pengalihan arus lalulintas untuk angkot diujicoba sampai Kamis sejak Selasa. Dari hasil evaluasi Ided mengaku efektif mengurai kemacetan.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Ravianto
Baca: Sering Tercium Bau Menyengat dari Rumah Pembuatan Miras, Mengapa Tetangga Tak Lapor?
Baca: Saat Menggarap Ladang, Warga Temukan Kerangka Korban yang Tertimbun Longsor Setahun Lalu
Kepala Terminal Lembang, Ided Junaedi mengungkapkan pembangunan Terminal Lembang masih harus menunggu kepastian anggaran dari Dinas Perhubungan KBB. Rencananya, Ided mengatakan pembuatan landasan akan dimulai pada Juli. Sedangkan untuk terminal akan mulai 2019.
"Ini lahan terminal dipakai untuk PKL sementara hanya tiga bulan sampai Juli. Nanti setelah Juli baru akan mulai fokus untuk terminal. Saya juga mau cepat ada terminal ini tapi kan terganjal anggaran," ucapnya.
Pengalihan arus lalulintas untuk angkot diujicoba sampai Kamis sejak Selasa. Dari hasil evaluasi Ided mengaku efektif mengurai kemacetan.
Sebagai informasi, luas area terminal sekitar 1.750 meter persegi dan luas Pasar Lembang sekitar 24.030 meter persegi.
Kepala UPT Kebersihan Lembang, Jaka Susilo menegaskan sampah yang berada di sepanjang jalan masuk terminal merupakan sampah liar. Pihaknya mengaatakan akan mengangkut sampah tersebut pada Sabtu (28/4), sekaligus melakukan operasi bersih bekerjasama dengan Camat Lembang.
"Idealnya masyarakat tidak buang ke sana, karena itu kan bukan tempat sampah. Jika kami simpan petugas di sana pun tak efektif," katanya melalui pesan singkat.
Untuk sementara, Jaka menyebut cara yg bisa dilakukan saat ini ialah melakukan opsih di luar jadwal pelayanan yang sudah ada, seperti yang akan dilakukan Sabtu ini.
Di samping itu, keberadaan terminal Lembang hingga saat ini masih dirasa belum layak, terlebih area terminal justru masih digunakan untuk para pedagang kaki lima (PKL) sementara yang telah direlokasi dari area depan pasar.
Ketua Federasi Serikat Pekerja Transportasi Seluruh Indonesia (FSPTSI), Asep Keke mengancam akan melakukan aksi demo besar-besaran ke Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Barat jika sampai Mei belum menyelesaikan tempat terminal.
"Kami ingin ada terminal yang layak. Sampah saja banyak di pinggir jalan masuk, entah itu masuk ke pengelola pasar atau UPTD. Para sopir meminta ke saya untuk adanya aksi demo, tapi saya akan tunggu sampai Mei ini," katanya.
Asep menginginkan fungsi lahan yang diperuntukkan untuk terminal sudah semestinya difungsikan sesuai peruntukkkannya.
"Kalau tak ada tanggapan dari Dishub KBB, maka saya akan ke Dishub provinsi. Jadi, tunggu kabar dulu. Saya juga sudah imbau sebelum lewat Mei jangan ada aksi dan mereka (sopir) mengerti," ujarnya.
Jumlah angkutan (angkot) di Lembang sebanyak 492, di antaranya 70 angkot Cikole-Lembang, 73 angkot Cisarua-Lembang, 137 angkot Stasion-Lembang, 62 angkot Ciroyom-Lembang, 100 elf Subang-Ledeng, dan 50 angkot Cibodas-Cikidang-Maribaya.
Tapi, hanya sedikit yang aktif dan menetap, yakni angkot Cijengkol, Cisarua, Maribaya, Cibodas, Cikawari, Cikole. (m nandri prilatama)
Berharap Bebannya Semakin Ringan, Pak Dendy Ingin Punya Tiga Istri, Apa Kata Ovie alias Bu Dendy? https://t.co/l5cJvKiIqs via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 26, 2018