Cicit RA Kartini Ternyata Hidup Sengsara, Dua Orang jadi Tukang Ojek

Kasihan! Ternyata tak hanya anak Kartini saja yang hidup menderita, cicit-cicitnya pun merasakan hal sama.

Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
RA Kartini dan ilustrasi pengemudi ojek 

TRIBUNJABAR.ID - Kehidupan memilukan tidak hanya dirasakan oleh putra semata wayang RA Kartini, Soesalit Djojoadhiningrat.

Terungkap, ternyata cicit-cicitnya pun merasakan hal yang sama, terutama untuk utusan ekonomi.

Seperti diketahui, kehidupan Soesalit begitu sulit karena ditinggal RA Kartini empat hari setelah ia lahir ke dunia.

Ayahnya pun meninggal saat usia Soesalit delapan.

Kehidupan remaja Soesalit memang agak membaik. Namun ketika ia tengah berada di puncak kariernya sebagai seorang tentara, Soesalit harus menerima nasib penurunan pangkat.

Peristiwa Madiun adalah awal 'kehancuran' untuk Soesalit.

Di tengah gencarnya pasukan komunis tengah memberontak, ada satu dokumen yang disebut milik pemberontak jatuh ke tangan tentara pemerintah.

Di sana tertulis nama Soesalit yang disebut sebagai 'orang yang diharapkan'.

Singkat cerita, Soesalit pun menjadi tahanan rumah dan pangkatnya diturunkan yang semula adalah seorang Mayor Jenderal.

Ia akhirnya menjadi pejabat di Kementerian Perhubungan dengan pangkat militer tak berbintangnya.

Kehidupan Soesalit pun dikenal sangat sederhana.

Baca: Mengenal Soesalit Djojoadhiningrat, Putra Semata Wayang RA Kartini yang Terlupakan

Baca: Mengenal Sosrokartono, Dokter Air Putih yang Juga Kakak RA Kartini

RA Kartini dan sang putra, Soesalit Djojoadhiningrat
RA Kartini dan sang putra, Soesalit Djojoadhiningrat (Kolase)

Ia tidak ingin show off soal sepak terjangnya, apalagi membawa-bawa nama besar ibunya.

Diketahui, hingga akhir hayatnya, Soesalit hanya mempunyai seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit hasil pernikahan dengan Siti Loewijah.

Singkat cerita, Boedi kemudidan menikah dengan Sri Bidjatini dan dikaruniai lima orang buah hati.

Mereka adalah Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat.

Sejak Boedi meninggal dunia, kehidupan anak-anaknya yang tidak lain adalah cicit RA Kartini, begitu memprihatinkan.

Fakta miris tersebut disampaikan Bupati Jepara Ahmad Marzuki, di sela peringatan hari Kartini di Pendopo Kabupaten Jepara, Sabtu (21/4/2018), melansir dari Kompas.com sebagaimana dikutip dari situs resmi Pemprov Jateng.

"Setelah Boedi Soesalit meninggal, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini, bersama lima anaknya hidup dalam keprihatinan," kata Ahmad Marzuki.


Baca: 2 Tahun Di Balik Jeruji Besi, Begini Penampilan Terbaru Saipul Jamil, Semakin Berotot dan Tirus

Baca: Ini Cita-cita Kartini Saat Kecil, Bukan Dokter atau Guru, Ujung-ujungnya Buat Dia Bingung Sendiri

Bupati Jepara itu menjelaskan, dari lima anak Boedi itu, hanya Kartini lah yang kondisi ekonominya lebih baik.

Sisanya, butuh uluran tangan orang lain.

Menurut Marzuki, cicit RA Kartini bernama Kartono sekarang bekerja sebagai tukang ojek.

Pekerjaan itu juga dilakoni Samimum.

Bagaimana dengan Rukmini? Ia juga kesulitan ekonomi setelah ditinggal mati suaminya.

Sementara itu, satu cicit RA Kartini bernama Rachmat sudah meninggal.

Baca: Misteri Wafatnya Kartini, dari Dugaan Diracun Belanda sampai Kajian Medis Modern

Baca: Daftar 5 Gangster Terbesar di Dunia, Begini Cara Mereka Dapat Uang

Marzuki mengatakan, para cicit RA Kartini itu tidak tinggal di Jepara.

Mereka justru tinggal di Bogor, di rumah bantuan dari pemerintah.

Namun, kata Marzuki, mereka terpaksa harus pergi dari rumah itu karena cucu RA Kartini langsung bernama Boedi Soesalit telah tiada.

"Jadi ada oknum yang meminta mereka meninggalkan rumah bantuan pemerintah itu. Cucu menantu dan para cicit RA Kartini dianggap tidak berhak menghuni lagi” tambah Marzuki.


Baca: Menengok Gamelan Kuno Ki Muntili di Plumbon, Konon Penamaannya Diambil dari Sosok Jin

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved