Aiptu Doyot, Anggota Polsek Ujungjaya Sumedang Ini, Bangun Madrasah dari Gaji Sendiri
Saat remunerasi polisi turun, Tintin mengaku sangat senang karena artinya uang untuk menambah tabungan bahan material
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Ichsan
“Jadi tidak perlu pindah sini pindah sana,” ujar Aiptu Doyot.
Bukan hanya Aiptu Doyot yang berseri-seri, sang istri, Tintin Rosaike, pun ikut tersenyum mengingat perjuangan mereka berdua saat membangun madrasah tersebut. Tintin Rosaike bahkan memiliki sebutan sendiri untuk kenangannya saat membangun madrasah. Tabungan berat.
“Dulu kami menabung, saya menyebutnya tabungan berat, karena yang ditabung bukan uang, melainkan bahan material. Pasir, batu, semen, dan sebagainya,” ujar Tintin Rosaike.
Cukup Pakai Wadah Telur, Begini Cara Mudah Menanam Bawang Merah Tanpa Tanah https://t.co/p2tJ0pexKw
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 7, 2018
Selain itu, untuk kayu pondasi bangunan, Tintin Rosaike mengaku mengambil kayu dari kebun kayu milik pribadi sehingga tidak mengeluarkan tambahan biaya. Padahal, kayu tersebut bisa saja dijual untuk mendapatkan tambahan penghasilan, namun Tintin dan Doyot mengaku lebih senang bila kayu digunakan untuk pembangunan madrasah.
Saat remunerasi polisi turun, Tintin mengaku sangat senang karena artinya uang untuk menambah tabungan bahan material untuk membangun ruang kelas bisa bertambah.

Untuk membangun bangunan madrasah, Aiptu Doyot mengaku hanya mengandalkan gajinya sebagai anggota kepolisian, ditambah remunerasi. Itu pun dibagi dua dengan keperluan dapur pribadi dan biaya sekolah anak.
“Saya juga kan tidak memiliki pekerjaan sampingan, hanya anggota polisi saja, jadi tidak ada uang ti sisi ti gigir (dari pinggir). Alhamdulillah untuk makan cukup, untuk madrasah juga masih dicukupkan oleh Allah SWT,” ujar Aiptu Doyot.
Lawan Mitra Kukar, Persib Bandung Tanpa Febri Hariyadi, 3 Pemain Ini Akan Melakoni Debut https://t.co/xfdCNTvHXc via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 7, 2018
Madrasah dan Paud Satu-satunya di Cibunut
Kawasan Lingkungan Cibunut RT 05/RW 10, Kelurahan Cipamengpeuk, lokasi rumah dan madrasah milik Aiptu Doyot, merupakan kawasan sepi. Lebih banyak kebun dan sawah milik penduduk dibandingkan rumah penduduk itu sendiri. Dari Alun-alun Kabupaten Sumedang, kawasan tersebut sebetulnya tidak terlalu jauh, hanya berkisar 15 menit dari Alun-alun Kabupaten Sumedang menggunakan kendaraan.
Namun kondisi jalan yang buruk, tak rata, dan berlubang di sana-sini, ditambah kontur jalan yang naik turun akibat kawasan berbukit-bukit, membuat Lingkungan Cibunut seakan jauh dari ingar bingar pembangunan di Kabupaten Sumedang.
Di daerah tersebut, Madrasah Al-Mubarokah merupakan satu-satunya madrasah dan Paud yang ada dan beroperasi.
Tintin Rosaike menceritakan, sebelum dirinya dan Aiptu Doyot membuka madrasah, anak-anak harus berjalan jauh untuk belajar mengaji.
"Saya dan bapak juga membuat madrasah itu awalnya karena kasihan melihat anak-anak di daerah sini," ujar Tintin Rosaike.