Cerita Kesenian Genjring di Cirebon yang Punah dan Menyisakan Satu Grup Kesenian Saja
Kesenian tersebut merupakan tarian rudat dicampur akrobat dan lawak dangdut sehingga menjadi kombinasi yang sangat unik.
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Genjring Kuda Kecil adalah grup kesenina genjring khas Cirebon yang masih berdiri.
Hanya grup tersebut yang mampu mempertahankan kesenian tersebut.
Genjring Kuda Kecil berdiri sejak tahun 1965 dan saat ini sudah generasi kedua.
Genjring Kuda Kecil berasal dari Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.
Baca: Video Gol Spektakuler Esteban Vizcarra ke Gawang Persib Bandung, Dua Sentuhan Langsung Bum!
Baca: Link Live Streaming Persib Bandung vs Sriwijaya FC di Indosiar Pukul 18.30 WIB: Misi Maung Curi Poin
Kesenian tersebut merupakan tarian rudat dicampur akrobat dan lawak dangdut sehingga menjadi kombinasi yang sangat unik.
Dalam satu kali tampil, ada 30 orang pemain. Ada yang bermain akrobat, menyanyi, dan memainkan musik.
Bedanya genjring khas Cirebon dengan yang lainnya yaitu dari teknik memukulnya.
Gatot Nurmantyo Pensiun, Lama Bungkam Akhirnya Berani Bongkar Obrolan Misterius dengan Prabowo https://t.co/ld1FeF0tEW via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 1, 2018
Suara musik yang dihasilkan dari genjring tersebut lebih halus.
Dulunya, ada banyak kesenian genjring di Cirebon. Namun sekitar tahun 2000 banyak yang punah.
Di antaranya ada grup Genjring Kuda Lari dan Genjring Kuda Kangen.
"Pemakaian nama kuda setahu saya karena dari dulu genjring identik dengan kuda. Betemunya kuda di lapangan itu sebagai lawan main, bukan lawan musuh," ujar Sanita (51), wakil ketua Genjring Kuda Kecil, saat ditemui di Stadion Ranggajati, Sumber, Cirebon, Minggu (1/4/2018).