Di Akhir Tugasnya Sebagai Guru, Dadang Setiap Pagi Sebrangkan Anak Didiknya ke Gerbang Sekolah
Bermodalkan peluit, pria berusia lebih dari separuh abad ini, setiap hari harus berjibaku dengan kendaraan yang melintas
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Seorang guru di SMP 1 Tarogong Kaler, Jalan Raya Samarang, Kabupaten Garut, rela bertugas menyebrangkan anak didiknya, sejak beberapa tahun terakhir ini.
Guru itu adalah Dadang Sujatmika (60), pria kelahiran Probolinggo 18 Agustus 1958 ini setiap pagi sebelum para siswa tiba di sekolah, ia sudah setia menunggu di depan gerbang sekolah tersebut.
Tiba di sekolah sebelum pukul 06.00, Dadang pun bersiap-siap menyambut ratusan siswa yang akan menuntut ilmu hingga waktu siang menjelang.
Baca: Niat Hati Pamer Akta Kelahiran, Lucinta Luna Malah Dapat Teguran, Netter Temukan Hal Janggal Ini
Bermodalkan peluit, pria berusia lebih dari separuh abad ini, setiap hari harus berjibaku dengan kendaraan yang melintas hanya untuk menjamin keselamatan anak didiknya itu.
Setelah hampir satu jam membantu menyebrangkan anak didiknya, Dadang lalu bergegas menuju ruang kelas dan mengajar layaknya guru pada umumnya.
5 Makanan yang Harus Dihindari Saat Sarapan, Salah Satunya Pasti Biasa Anda Makan https://t.co/oJZPhdDCqZ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 28, 2018
Dadan menyebutkan, setiap hari, Jalan Raya Samarang itu pada pagi hari selalu ramai dilintasi oleh banyak kendaraan dan dikhawatirkan mengancam kesalamatan para peserta didik.
"Satpam kan cuma satu orang, apa salahnya saya membantu menyebrangkan anak-anak," kata Dadang kepada Tribun Jabar di SMP 1 Tarogong Kaler, Rabu (28/3/2018).
Di akhir masa jabatannya sebagai guru, Dadang mengatakan, ia merasakan kejenuhan karena telah mengajar sejak tahun 1980.
"Sudah lelah mikir, tapi saya masih semangat untuk mengabdi, tapi dengan cara lain," ujarnya.
Dadang mengatakan, di akhir masa jabatannya ini, ia sempat ditawari oleh pihak sekolah untuk menjabat sebagai wakil kepala sekolah, tetapi tawaran tersebut ia tolak karena berbagai hal.
"Keselamatan anak-anak saat di lingkungan sekolah adalah tanggung jawab tenaga pendidik, maka dari itu saya jalani tugas ini setiap hari," katanya.
Ia berharap, apa yang dilakukannya selama ini dapat berbekas untuk seluruh guru dan para siswa dan akan menjadi kado terakhir bagi sekolah tersebut.