Orangtua Rantai Anak di Margahayu

Sentot: Saya Lihat Tetangganya Kurang Peduli Karena Pak Eno Bukan Asli Sana

Jika ada barang untuk jualan, Eno menjualnya dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung dengan cara ditanggung.

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Mumu Mujahidin
Maesaroh (38), orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kampung Kebon Kalapa, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jumat (23/3/2018). 

Baca: Bong Buatan Sering Digunakan Pengguna Narkoba, Biasanya Pakai Botol Kosong

Eno hanya seorang pekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu. Dia berjualan ubi dan singkong jika ada barang saja, kalau sedang tidak ada barang dia terpaksa memganggur.

Untuk menghidupi kehidupan sehari-harinya, Eno terpaksa memanfaatkan pemberian orang lain, tetangga jauhnya yang bersimpati pada keluarganya.

"Kalau ada barang mah bapak ngamodal Rp 200 ribu batina (keuntungan) paling Rp 50 ribu. Kalau enggak ada barang, paling ada orang yang sering ngasih aja," katanya.

Jika ada barang untuk jualan, Eno menjualnya dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung dengan cara ditanggung.

Kadang Eno juga menjajakan barang dagangannya ke tempat-tempat ramai seperti pasar kaget dan lain sebagainya.

"Iya keliling tidak tentu, biasanya jualan ke Lapang Golf Husein atau kemana saja yang ramai. Yah lumayanlah bisa cukup buat makan saja sudah alhamdulillah," katanya.

Eno dan keluarganya tinggal di rumah sederhana semi permanen dengan berdindingkan bilik tanpa cat dan berlantaikan tembok berukuran sedang.

Dari dalam rumahnya tercium bau tidak sedap seperti bau air kencing dan kotoran.

Eno mengaku belum pernah menerima bantuan dari pemerintah. Sebelumnya kata Eno pernah ada petugas yang datang meminta data memfoto-foto rumahnya serta kondisi anak-anaknya.

Namun hingga sekarang belum ada kelanjutannya.(*)


Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved