Tangisan Cucu Jadi Penanda Dipancungnya Zaini atas Tuduhan Pembunuhan yang Tak Pernah Dia Akui
"Anak saya menangis terus, diberi susu tetap saja tidak mau berhenti menangis," ungkap Syaiful Thoriq (26), putra sulung Zaini.
"Saya dan kakak hanya bisa menangis saat mendengar abah telah tiada," kata dia.
Baca: Jonathan Bauman Kesulitan Tidur Nyenyak, Butuh Adaptasi Lagi di Persib Bandung
Baca: Persamaan Persib dengan Persela, Ada Legiun Asing yang Siap Bombardir Pertahanan Lawan
Eksekusi terhadap Zaini pada sekira 11.00 waktu Arab Saudi menyisakan pertanyaan besar bagi pemerintah Indonesia.
Pasalnya, Zaini tetap ngotot tidak mengakui pembunuhan terhadap majikannya, Abdullah bin Umar.
Ada Kejanggalan
Direktur Perlindungan WNI Kementrian Luar Negeri (Kememlu) Lalu Moh Iqbal mengungkapkan, Zaini tidak mungkin tega membunuh Abdullah bin Umar.
Alasannya hubungan antara Zaini dan majikannya sangat baik.
"Ada satu saksi kunci bernama Sumiati, asal Madura. Usai terjadi pembunuhan, teman kerja almarhum (Zaini) itu menghilang," ungkap Iqbal ketika ditemui di rumah duka, Senin.
Pihaknya terus memburu keberadaan Sumiati melalui kantor imigrasi, Dinas Ketenagakerjaan Bangkalan, bahkan meminta bantuan sejumlah pondok pesantren.
"Namun (Sumiati) tidak berhasil ditemukan. Keberadaannya seolah ditelan bumi hingga eksekusi akhirnya dilaksanakan," jelasnya.
Kejanggalan lain, ujar Moh Iqbal, dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Kepolisian Arab Saudi tidak disebutkan motif pembunuhan yang dituduhkan kepada Zaini.
"Anehnya, hakim memutuskan Zaini bersalah atas pembunuhan terhadap majikannya. Dalam sidang dihadirkan 21 saksi," ujarnya.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk menunda eksekusi dan membebaskan Zaini dari tuduhan pembunuhan.
Baca: Kisah Pilu Perjuangan Istri Kedua Opick Sebelum Meninggal, Wulan Mayangsari Alami Hal Pahit Ini
Seperti melayangkan banding, kasasi, hingga peninjauan kembali.