Semasa Hidupnya, Alexander Sihombing Aktif di Berbagai Kegiatan Kampus

Pihak Tel-U berharap pihak kepolisian cepat mengungkap kasus penusukan tersebut.

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribun Jabar/Mumu Mujahidin
Karangan bunga duka cita dari mahasiawa FTE untuk korban penusukan Alexander Sihombing (22) dipajang di lobi Gedung Dekan FTE Telkom University, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (13/3/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.ID, DAYEUHKOLOT - Alexander Sihombing (22) Mahasiswa Teknik Elektro Telkom University yang tewas akibat luka tusukan pada dada sebelah kirinya termasuk mahasiswa yang aktif di kegiatan kampus.

Menurut Kepala Program Studi Tehnik Elektro, Sigit Yuwono, korban tercatat sebagai mahasiswa yang cukup aktif dengan menjabat sebagai asisten Laboratorium Praktikum Pengukuran Besaran Elektrik, di Fakultas Tehnik Elektro (FTE).

Untuk menjadi asisten laboratorium ini, Alexander harus diseleksi terlebih dahulu, dengan persyaratan tertentu.

Kemudian korban juga aktif di Himpunan Mahasiswa Tehnik Elektro (HMTE) di fakultas.

Selain itu korban termasuk mahasiswa yang aktif di Unit Kegiatan Kesenian Sumatera Utara (UKKSU) di lingkungan universitas.

"Ini tahun ke empat dia (korban) kuliah, berarti masuk semester 8 dan sedang mengambil skripsi. Salain itu dia masih ada 3 mata kuliah ringan dengan jumlah 9 Satuan Kredit Semester (SKS) di semester akhir ini," katanya di ruang Sekretaris Pimpinan (Sekpim) Fakultas Tehnik Elektro, Tel-U, Selasa (13/3/2018).

Menurut Sigit, Alexander juga memiliki nilai akademik yang cukup baik, dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) diatas 3,0.

Meski di awal-awal semester termasuk mahasiswa biasa saja, tapi di akhir semester ini, korban menunjukkan keseriusannya dalam belajar.

"Dia sudah janji akan lulus tepat waktu kepada orangtuanya. Dan tahun ini dia buktikan kepada orangtuanya dengan ngambil skripsi semester ini. Dia berpeluang besar untuk lulus tahun ini," katanya.

Alexander sangat memegang teguh janjinya tersebut untuk lulus tepat waktu pada orang tuanya.

Karena kata Kaprodi, orang tua korban memasuki masa pensiun, sehingga korban dituntut untuk segera lulus dan cepat bekerja untuk menjadi tulang punggung keluarganya.

"Pastinya kami sangat kehilangan dan tidak menyangka kenapa sampai terjadi seperti itu. Kami civitas akademika menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya. Kami tahu anak yang mendahului orangtua itu sangat menyedihkan, semoga keluarga dikuatkan dan ikhlas," katanya.

Pihak Tel-U berharap pihak kepolisian cepat mengungkap kasus penusukan tersebut.

Pihak kampus percaya kepolisian profesional serta memiliki cara kerja dan pola yang sangat baik dalam mengungkap kasus tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved