Butuh 7.556 Tong Sampah di 12 Anak Sungai Citarum, Agar Warga Tak Buang Sampah Sembarangan

Puluhan ton sampah ini diduga berasal dari masyarakat sekitar sungai baik dari Kota Bandung maupun Kabupaten Bandung.

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Mumu Mujahidin
Tumpukan sampah di jembatan Desa Cangkuan Wetan, Dayeuhkolot, Sabtu (3/3/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.ID, BALEENDAH - Masih banyak warga yang kerap membuang sampah ke aliran sungai, atau bahkan membuang sampah begitu saja di sembarang tempat sehingga tersebar TPS-TPS liar di lingkungan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan warga tidak memiliki fasilitas tempat pembuangan sampah di lingkungan sekitarnya.

Seperti kasus di Kecamatan Dayeuhkolot dan Bojongsoang. Seminggu ini puluhan ton sampah tersangkut di Jembatan Cijagra RW 10 Desa/Kecamatan Bojongsoang dan di Jembatan Bojong Citepus RW 09 Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Puluhan ton sampah ini diduga berasal dari masyarakat sekitar sungai baik dari Kota Bandung maupun Kabupaten Bandung. Berbagai jenis sampah baik sampah rumah tangga maupun sampah industri dibuang ke sungai. Mulai dari kantong plastik, botol, styrofom, kayu, bambu, sandal, kasur, kursi, karpet, dan lain sebagainya semua ada di aliran Sungai Citarum.

Baca: Tak Hanya Kaum Milenial, Pria dan Wanita Berumur Pun Sambut Hangat Kehadiran Prangko Dilan 1990

Untuk meminimalisir produksi sampah di aliran Sungai Citarum, Satgas Citarum Harum Sektor 21 yang khusus mengurusi 12 anak Sungai Citarum, sudah menyusun berbagai program termasuk pembangunan fasilitas publik dan pengadaan logistik.

"Ada banyak permasalahan lingkungan, pada masyarakat sekitar sungai, salah satunya mereka tidak memiliki tempat pembuangan sampah atau tong sampah," ujar Komandan Sektor 21 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf Yusep Sudrajat di Posko Sektor 21, Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (6/3/2018).


Seperti di Sektor 21 saja, kata Yusep, secara kasar data kebutuhan tong sampah ini mencapai 7.556 unit tong sampah. Nantinya tong sampah ini akan di simpan di setiap pemukiman warga yang berada di sepanjang 12 aliran anak Sungai Citarum.

"Berdasarkan data Tim Survei Kodam melalui koramil-koramil setempat kebutuhan tong sampah ini mencapai 7.556. Ini baru data kasar, kemungkinan pasti bertambah. Tong sampah ini akan disimpan di rumah-rumah penduduk yang secara ekonomi tidak mampu pengadaan tong sampah," tuturnya.

Adapun rinciannya kata Yusep, di antaranya anak Sungai Citarik sebanyak 1.832 unit, Sungai Cikeruh 2.617 unit, Sungai Cipanokolan 293 unit, Sungai Cidurian 300 unit, Sungai Cikapundung 545 unit, Sungai Citepus 187 unit, Sungai Cisangkuy 215 unit, Sungai Ciranjeng 250 unit, Sungai Murci (Muara Ciwidey) 368 unit, Sungai Cirasea 745 unit, Sungai Cibeureum 80 unit, dan Sungai Cimahi 125 unit. Jumlah tersebut sudah disesuaikan dengan jumlah penduduk di masing-masing subsektor.

"Nantinya akan ada dua tong sampah untuk jenis sampah organik dan anorganik. Sampah akan diolah langsung di tempat, akan ada penghancur sampah, baru diangkut dengan kondisi sudah terolah. Selain itu kami juga akan menyediakan bak sampah, nantinya disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah pendudukannya," tuturnya.

Dikatakan Yusep, sebelumnya untuk masalah sampah di permukaan sungai, di setiap perbatasan anak-anak sungai pihaknya akan memasang jaring-jaring sampah.


"Kebutuhan jaring-jaring ini sementara baru 33 unit di sektor 21. Ini untuk pembagian tanggung jawab pembersihan dan agar tidak menumpuk pada satu titik saja. Jadi pembersihannya mudah. Jadi tidak kayak kejadian kemarin kan saling tuduh dan enggak ada yang mau ngaku. Jadi nanti ketahuan itu sampah siapa dan dari mana," tuturnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved