Banjir di Bandung
10 Murid SDN Dayeuhkolot 7 Tetap Bersemangat Ikuti 'Try Out'
Berkali-kali pihaknya mengajukan bantuan untuk renovasi sekolah tapi belum juga ditanggapi.
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Namun karena banjir Ridwan terpaksa harus jalan kaki menerjang banjir, meski masih bisa dilalui.
Mereka berjalan kaki melewati banjir selutut mereka.
"Tadi berangkat jam 06.00 lebih, sampai sini jam 07.00. Enggak pakai sepatu tapi pakai sendal," katanya.
Tidak hanya 10 murid kelas VI dan seorang kelas V saja, hari ini juga tampak sejumlah guru yang tampak bercengkrama di teras rumah Hastuti.
Ada yang mengerjakan pekerjaan sekolahnya ada juga yang hanya berdiskusi. Selain di rumah pengungsian khusus tempat belajar, rumah milik salah seorang guru ini juga kerap dijadikan tempat belajar kalau penuh di pengungsian.
"Iya kita siap-siap aja standby takutnya ada anak-anak yang datang mau belajar," ujar salah seorang guru.
Pihak sekolah mengaku sudah bosan dengan kejadian ini.
Berkali-kali pihaknya mengajukan bantuan untuk renovasi sekolah tapi belum juga ditanggapi.
Berkali-kali pula pejabat datang meninjau dan berjanji akan memberikan bantuan dan akan merenovasi, tapi tidak ada yang terwujud.
"Kami sudah bosan kayak gini terus. Kami sudah enggak peduli lagi, mau apapun bentuk bantuanya mau itu renovasi maupun relokasi yang penting sekolah dan anak-anak tetap selamat. Banyak yang datang dan janji tapi hingga sekarang belum ada sama sekali bantuannya," tutur mereka.
Tepat pukul 10.00, siswa kelas VI selesai mengerjakan soal dan evaluasi dari guru kelas.
Selang beberapa menit mereka dibubarkan, untuk kembali belajar esok hari jika air tidak kembali naik.
"Mudah-mudahan hari ini tidak hujan agar air tidak naik dan banjir. Supaya besok anak-anak bisa kembali belajar seperti biasa," kata mereka.