Miris, Dua Pelajar di Semarang Bunuh Sopir Taksi Online Hanya untuk Tunjukkan Eksistensi
Menurut pihak sekolah, pembayaran SPP tidak ada kendala karena korban dari keluarga mampu.
"Ya belajar seperti biasa, pulang juga sesuai waktunya tidak ada yang mencurigakan," ungkap Suharto.
Baca: Gerhana Bulan Total, Ada Kekuasaan dan Kekuatan yang Sangat Besar
Baca: Tujuh Berandalan Ini Tak Puas Foto Jepretan Korban, Menganiaya Hingga Kepala Bocor dan Jari Putus

3. Alasan merampok
Kedua pelaku mengaku merampas mobil korban untuk membayar SPP.
Menurut pihak sekolah, pembayaran SPP tidak ada kendala karena korban dari keluarga mampu.
"Infonya orangtua sudah ngasih, cuma dari catatan sekolah memang baru dibayarkan sejumlah Rp 510 ribu dari total Rp 1 juta, tapi pembayarannya tidak ada patokan harus bulan ini atau kapan, ada kelonggaran," tandasnya.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Fahmi Arif Friyanto mengatakan motif pembunuhan itu diduga karena korban ingin menunjukkan eksistensi mereka.
4. Latar belakang pelaku
Salah satu tersangka, IBR, tinggal di lingkungan RT 5 RW 4 Jalan Lemah Gempal 5 Semaranga sejak usia 7 tahun bersama ayah angkat dan ibu angkatnya.
Pada saat pelaku berusia 10 tahun, ayah angkat yang juga pamannya meninggal dunia sehingga ia tinggal bersama ibu angkatnya.
IBR diduga kuat sebagai pelaku yang melakukan eksekusi terhadap Deni Setiawan.
Barang bukti belati sepanjang 30 cm yang digunakan menggorok adalah miliknya dan ia simpan di rumah.
5. Tujuan order taksi online
Kedua pelaku melakukan order taksi online pada hari Sabtu (20/1) pukul 20.00 dari rumah IBR di daerah Lemah Gempal, Semarang Selatan.