Miris, Dua Pelajar di Semarang Bunuh Sopir Taksi Online Hanya untuk Tunjukkan Eksistensi

Menurut pihak sekolah, pembayaran SPP tidak ada kendala karena korban dari keluarga mampu.

Editor: Ravianto
TRIBUN JATENG/YASMINE AULIA
Polisi menyelidiki lokasi penemuan mayat di Perumahan Bukit Cendana II RT 3 RW 9 Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Minggu (20/1/2018) pukul 00.20 WIB. 

"Ya belajar seperti biasa, pulang juga sesuai waktunya tidak ada yang mencurigakan," ungkap Suharto.

Baca: Gerhana Bulan Total, Ada Kekuasaan dan Kekuatan yang Sangat Besar

Baca: Tujuh Berandalan Ini Tak Puas Foto Jepretan Korban, Menganiaya Hingga Kepala Bocor dan Jari Putus

GELAR PERKARA - Kapolrestabes Semarang, Kombes Polisi Abiyoso Seno Aji saat melakukan gelar perkara terhadap kasus pembunuhan driver taksi online di Kapolrestabes Semarang, Selasa 23/1). Dua pelaku (pakai penutup kepala) dan sejumlah barang bukti ikut ditunjukkan dalam gelar perkara tersebut.
GELAR PERKARA - Kapolrestabes Semarang, Kombes Polisi Abiyoso Seno Aji saat melakukan gelar perkara terhadap kasus pembunuhan driver taksi online di Kapolrestabes Semarang, Selasa 23/1). Dua pelaku (pakai penutup kepala) dan sejumlah barang bukti ikut ditunjukkan dalam gelar perkara tersebut. (TRIBUNJATENG/HERMAWAN HANDAKA)

3. Alasan merampok

Kedua pelaku mengaku merampas mobil korban untuk membayar SPP.

Menurut pihak sekolah, pembayaran SPP tidak ada kendala karena korban dari keluarga mampu.

"Infonya orangtua sudah ngasih, cuma dari catatan sekolah memang baru dibayarkan sejumlah Rp 510 ribu dari total Rp 1 juta, tapi pembayarannya tidak ada patokan harus bulan ini atau kapan, ada kelonggaran," tandasnya.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Fahmi Arif Friyanto mengatakan motif pembunuhan itu diduga karena korban ingin menunjukkan eksistensi mereka.

4. Latar belakang pelaku

Salah satu tersangka, IBR, tinggal di lingkungan RT 5 RW 4 Jalan Lemah Gempal 5 Semaranga sejak usia 7 tahun bersama ayah angkat dan ibu angkatnya.

Pada saat pelaku berusia 10 tahun, ayah angkat yang juga pamannya meninggal dunia sehingga ia tinggal bersama ibu angkatnya.

IBR diduga kuat sebagai pelaku yang melakukan eksekusi terhadap Deni Setiawan.

Barang bukti belati sepanjang 30 cm yang digunakan menggorok adalah miliknya dan ia simpan di rumah.

5. Tujuan order taksi online

Kedua pelaku melakukan order taksi online pada hari Sabtu (20/1) pukul 20.00 dari rumah IBR di daerah Lemah Gempal, Semarang Selatan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved