Perlu Gak Sih Kita Ikut Investasi Bitcoin?

Nilai tukar bitcoin yang begitu tinggi bisa membuat orang yang melihatnya tergiur dan. . .

Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fauzie Pradita Abbas
masterinvestor.co.uk
Ilustrasi Bitcoin 

Bila memang Anda memiliki dana dan sangat ingin berinvestasi, masih ada banyak cara lain yang bisa dipilih.

Misalnya, Anda bisa membuat tabungan khusus untuk situasi darurat atau membuat tabungan dana pensiun, yang lebih aman.

"Jika uang Anda terbatas, bermain bitcoin adalah hal yang sangat berisiko, spekulatif. Anda bisa mengalokasikan uang itu untuk hal lain saja," saran Chantel Bonneau, seorang perencana keuangan dari Northwestern Mutual.

"Sesuatu yang menarik tidak berarti baik untuk didekati," pungkasnya.

Goldman Sachs Peringatkan Risiko Investasi Bitcoin

Ilustrasi
Ilustrasi (Dailymail.co.uk)

Bank terkemuka AS Goldman Sachs menyatakan kondisi mata uang virtual bitcoin kini sudah mencapai bubble.

Kondisi ini adalah ketika harga suatu instrumen investasi melonjak sangat tinggi hingga mengancam stabilitas keuangan.

Bahkan, Goldman Sachs menyatakan bubble bitcoin lebih dahsyat dibandingkan bubble dot-com dan bubble tulip di Belanda yang terjadi pada abad ke-17 silam.

Hal ini diungkapkan Goldman Sachs dalam laporan risetnya kepada investor.

Mengutip CoinDesk, Rabu (24/1/2018), para analis Goldman Sachs memperingatkan terkait peningkatan harga mata uang virtual, termasuk di dalamnya pergerakan harga bitcoin dan ethereum, juga peningkatan harga saham perusahaan-perusahaan yang terkait dengan blockchain.

Salah satu perusahaan yang dimaksud adalah semisal The Crypto Company yang harga sahamnya melonjak lebih dari 17.000 persen sebelum Komisi Bursa Efek dan Sekuritas AS (SEC) mensuspensi perdagangannya.

"Kami menganggap konsep mata uang digital yang didukung teknologi blockchain mempunyai mafaat seperti kemudahan eksekusi secara global, biaya transaksi yang lebih rendah, penurunan korupsi karena semua transaksi bisa dilacak, keamananan kepemilikan, dan sebagainya," tulis Goldman Sachs.

Namun, imbuh Goldman Sachs, bitcoin sebenarnya sama sekali tidak memberikan manfaat tersebut.
Satu transaksi bitcoin bisa diproses selama 10 hari dan harganya bervariasi tergantung pusat perdagangannya.

Bahkan, pada tahun lalu, ada perbedaan harga hingga 4.000 dollar AS atau setara sekitar Rp 53,6 juta di antara satu pusat perdagangan dengan yang lainnya pada saat yang sama.

Selain itu, biaya transaksinya juga sebenarnya tinggi.

Namun demikian, Goldman Sachs memandang tidak ada risiko bahwa inflasi bitcoin dan mata uang virtual lainnya akan berdampak pada ekonomi AS maupun global.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved