Bilang Begini saat Memperkenalkan Diri, Ibu ini Kena 'Semprot' Mamah Dedeh di Depan Jemaah Pengajian
"Hey, hey, dengerin ya? Jangan sombong udah haji," ucap Mamah Dedeh. Simak video selengkapnya!
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
TRIBUNJABAR.CO.ID - Sebuah cuplikan video pengajian Mamah Dedeh viral di media sosial Twitter.
Sejak diunggah pemilik akun @juriglagu pada Rabu (6/12/2017), video tersebut sudah mendapat 541 likes dan retweet sebanyak 1.122 kali.
Pada video berdurasi 49 detik itu, Mamah Dedeh awalnya terlihat duduk di sebuah kursi.
Di sekelilingnya terdapat beberapa pria berpeci dan wanita berjilbab yang diyakini merupakan jemaah pengajian.
Baca: Begini Kondisi Terkini Saat Menyusuri Lorong PKL Cicadas
Suara Mamah Dedeh yang biasanya lantang mendadak semakin lantang ketika seorang jemaah hendak mengajukan pertanyaan.
Penyebabnya, wanita jemaah itu memperkenalkan diri dengan menyertakan kata 'haji/hajah' sebelum namanya.
Belum rampung memperkenalkan diri, Mamah Dedeh langsung menyela ucapan si jemaah.
"Hey, hey, dengerin ya? Jangan sombong udah haji," ucap Mamah Dedeh.
Baca: Mau Makan Gratis? Yuk Besok Serbu Taman Fitness Bandung, Tersedia untuk 2.000 Orang
Disoroti Netizen Malaysia, Video Band Indonesia Bersalawat di Tengah Lagu Metal ini Bikin Melongo https://t.co/2eEwShEoFV via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 7, 2017
Menurut ustazah kondang itu, seseorang yang menyertakan kata 'haji' atau hajah' di depan namanya, termasuk orang sombong.
"Siapa yang pingin jadi haji ngacung? Semua umat Islam pingin haji, tidak ada dalam Islam pulang haji dipanggil bu haji, sombong," kata Mamah Dedeh seraya berdiri di depan para jemaah.
"Apa kalau kita salat dipanggil ibu salat? Apa habis kita pulang zakat dipanggil ibu zakat? Apa kita habis puasa dipanggil ibu puasa?"
Mamah Dedeh kembali menekankan untuk tidak memakai nama haji agar tidak sombong.
Ia mencontohkan, Nabi Muhammad SAW sekali pun tidak pernah memakai gelar haji.
"Nabi Muhammad SAW, Rasul kita, tidak pernah dipanggil Haji Muhammad. Itu kesombongan. Biasa aja kali. Balik lagi nggak usah pakai haji, sombong," jelas Mamah Dedeh.
Baca: Biasa Cuek Saat Dihujat, Aurel Hermansyah Seketika Nangis Saat Bahas Krisdayanti: Apa Salahku?
Berikut beberapa komentar netizen:
@heydanang: "Kemaren i di komplen sama bos karena nulis nama orang gk pake haji. Kayaknya bos i mesti nonton ini dah hhhhh.."
@anggi_yudis: "Banyak nih sekitar rumah gw, pas manggil gak make haji, gak mau nengok, ellah."
@puanmainhujan: "mah dedeh udah berapa kali nyemprot jamaah yg nanya, sampe si ibu yg nanyanya jd malu.. suka kasian aja sama ibu-ibunya, mana ditonton banyak orang :(."
Baca: Penyanyi ini Mengaku Diperkosa Temannya Sesama Wanita, Kejadiannya Berawal saat Menginap
Asal Usul Gelar Haji
Penyebutan gelar 'haji' hanya ada di Indonesia. Gelar tersebut lahir pada masa penjajahan Belanda sekira tahun 1916.
Dilansir TribunJabar.co.id dari nu.or.id, arkeolog Islam Nusantara, Agus Sunyoto, gelar 'haji' digunakan Belanda sebagai penanda.
Pasalnya, orang-orang Indonesia yang pulang melaksanakan ibadah haji kerap menjadi pemberontak dan bikin penjajah kesulitan.
"KMengapa dulu tidak ada Haji Diponegoro, Kiai Haji Mojo, padahal mereka sudah haji? Dulu kiai-kiai enggak ada gelar haji, wong itu ibadah kok. Sejarahnya (gelar “haji”) dimulai dari perlawanan umat Islam terhadap kolonial. Setiap ada pemberontakan selalu dipelopori guru thariqah, haji, ulama dari Pesantren, sudah, tiga itu yang jadi 'biang kerok' pemberontakan kompeni, sampai membuat kompeni kewalahan," beber Agus Sunyoto di Pesantren Ats-tsaqafah, Ciganjur, Jakarta. Jumat (24/9)
Baca: Tak Punya Toilet di Rumah, Warga di Kampung Pajagalan Membangun Jambat di Atas Parit
Dikonsumsi Setiap Hari, 5 Makanan dan Minuman ini Ternyata Bisa Sebabkan Kanker, Waspada! https://t.co/rQTwusGn6A via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 7, 2017
"Tidak ada pemberontakan yang tidak melibatkan haji, terutama kiai haji dari pesantren-pesantren itu," tambahnya.
Agus menjelaskan, pada tahun 1916, penjajah mengeluarkan keputusan Ordinasi Haji.
Isinya tentang semua orang yang pulang berhaji wajib menggunakan gelar 'haji'.
"Untuk apa? Supaya gampang mengawasi, intelijen, sejak 1916 itulah setiap orang Indonesia yang pulang dari luar negeri diberi gelar haji," ujar Agus.
