Tak Punya Toilet di Rumah, Warga di Kampung Pajagalan Membangun Jambat di Atas Parit

Dengan hasil dana swadaya, warga mendirikan dua jamban "pacilingan" yang ditutupi oleh lembaran plat berwarna silver berukuran 1x1 meter.

Editor: Jannisha Rosmana Dewi
TRIBUNJABAR.CO.ID/HAKIM BAIHAQI
Jamban di atas parit (pacilingan) di Kampung Pajagalan, Desa Majakerta, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Tak memiliki fasilitas kakus/toilet di rumahnya, sebagian warga RW 04, Kampung Pajagalan, Desa Majakerta, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, membangun jamban di atas parit untuk buang air besar (BAB).

Alasan warga Kampung Pajagalan masih BAB atau buang hajat ini di parit yakni karena sebagian besar rumah di kampung ini tidak memiliki fasilitas septic tank.

Dengan hasil dana swadaya, warga mendirikan dua jamban "pacilingan" yang ditutupi oleh lembaran plat berwarna silver berukuran 1x1 meter.

Untuk bisa mencapai pacilingan ini, warga terlebih dahulu harus menyeberangi batang pohon kelapa yang dijadikan sebagi jembatan.

Menurut informasi yang didapatkan Tribun Jabar, Kamis (7/12/2017), kebiasaan buang hajat di parit sudah dilakukan warga sejak 40 tahun lalu.

Seorang warga RT 03 RW 04 Kampung Pajagalan, Dina Herlina mengatakan alasan ia tetap memanfaatkan pacilingan ini karena di rumahnya tidak ada fasilitas septic tank.

Lina menambahkan ini dikarenakan tidak adanya lahan untuk fasilitas membuat septic tank.

"Untuk mandi bisa di rumah, karena kamar mandi tidak pakai septic tank," kata Dina saat ditemui di kediamannya.

Dina mengatakan, saat musim penghujan seperti saat ini dirasa cukup berbahaya bagi penduduk yang ingin menggunakan pacilingan.

Hal ini dikarenakan sebagian bangunan pacilingan nyaris tertutup air parit.

"Kalau air parit naik kami harus hati-hati, bisa-bisa terperosok," katanya.

Senada dengan Dina, Wahyu, warga RT 03 RW 04 Kampung Pajagalan, mengatakan kebiasaan buang hajat langsung ke aliran sungai sering ia lakukan sejak usia belia.

"Saya kan asli sini, dulu mah mandi, cuci baju, cuci piring, dan BAB semua dilakukan di parit ini," ujarnya.

Meski telah terbiasa, Wahyu mengatakan ia berharap kepada pemerintah agar dapat memberikan fasilitas MCK umum.

"Di kampung-kampung lain sudah ada MCK umum," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved