Eksklusif Tribun Jabar
Pembuat Pom Mini Kebanjiran Pesanan Hingga 70 Unit Per Bulan, Harga Rp 15 juta-Rp 35 juta
Pesanan terus meningkat lantaran banyaknya masyarakat yang menggunakan pom mini untuk berjualan bahan bakar minyak
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Tim Liputan Tribun Jabar
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- CV RD Pom Mini, produsen pom mini yang workhshop-nya berada di Jalan Bhayangkara Nomor 5, Desa Cibiru Hilir, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, setiap bulan selalu kebanjiran pesanan mesin pom mini dari berbagai pelosok Indonesia.
Pesanan terus meningkat lantaran banyaknya masyarakat yang menggunakan pom mini untuk berjualan bahan bakar minyak (BBM) eceran.
Manager Operasional CV RD Pom Mini, Alfan Victory (32), mengatakan, perusahaan pembuatan mesin pom mini itu berdiri sejak 2015.
CV RD Pom Mini menerima pesanan pembuatan mesin pom mini dengan tiga varian, yakni mesin dengan satu nozzle, dua nozzle, dan tiga nozzle. Setiap satu nozzle berkapasitas 210 liter dengan daya listrik yang stabil di kisaran 80 watt.
Kisah Sutrisno Si Penjual Kerupuk, Usianya Baru 13 Tahun, Sudah Jadi Tulang Punggung Keluarga https://t.co/j0w43XrPHE via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 4, 2017
"Harga mesin dengan satu nozzle kisaran Rp 15 juta. Mesin dengan dua nozzle Rp 25 juta dan yang tiga nozzle Rp 35 juta," kata dia saat ditemui Tribun di workshop-nya, Kamis (9/11).
Menurut dia, pembuatan setiap mesin, mulai yang menggunakan satu nozzle hingga tiga nozzle, membutuhkan waktu hanya sekitar tiga hari.
Meski demikian, setelah mesin selesai dibuat, harus dilakukan uji coba dan tes terlebih dahulu.
Uji coba dan tes dilakukan untuk mengetahui performa mesin, CPU, dan alat takar dari bejana ukur untuk mengetahui margin error setiap liter BBM yang dikeluarkan dari alat tersebut.
Baca: Saat Peresmian Tol Soroja, Jokowi Baca Pantun Sunda dan Sebut Rumah Pengabdi Setan
Dengan begitu, kata dia, saat mesin sudah diterima konsumen, diharapkan tidak ada keluhan sama sekali.
"Kami juga memberikan garansi satu tahun kepada konsumen untuk mesin yang kami produksi. Jika mesin mengalami kerusakan, kami akan ganti dengan yang baru. Untuk margin error, takarannya pun sama seperti di mesin SPBU pada umumnya, yakni di bawah 20cc," kata dia.
Menurut Alfan, faktor keamanan untuk membuat mesin tersebut menjadi bagian terpenting.
Sebab, pihak perusahaan tidak ingin mesin yang diproduksinya akan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terbakar atau meledak.
Bahkan, pihak perusahaan juga memberikan alat pemadam api ringan (APAR) kepada konsumen untuk alat kelengkapan keamanannya.
Jarang Orang Tahu, Ini Ciri Penyakit TBC pada Paru yang Harus Diwaspadai https://t.co/iuM9Edlsnf via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 4, 2017
Selain itu, kata dia, di setiap mesin yang dibuat, perusahaan mencantumkan tulisan imbauan dilarang merokok ataupun memainkan telepon genggam saat pengisian bahan bakar.
Terlebih, saat pemasangan mesin dilakukan baik mesin pesanan yang ditanam maupun portable (didorong), konsumen wajib memiliki tempat yang sedikit jauh dari benda-benda berbahaya atau berdekatan dengan aktivitas masyarakat.
"Jarak pemasangan alat itu minimal lima meter dari benda-benda berbahaya atau aktivitas masyarakat. BBM ini, kan, sifatnya menguap. Ditakutkan saat ada penguapan dan di dekat pemasangan mesin ada yang melakukan aktivitas yang memicu api, maka akan menyambar. Kami selalu imbau itu kepada konsumen," katanya.
Buku panduan pemasangan, kata Alfan, juga diberikan kepada konsumen. Hal ini dimaksudkan agar konsumen mengetahui hal-hal yang tidak diperbolehkan saat mesin digunakan.
Baca: Membuat Surat Izin Mengemudi di Purwakarta Membutuhkan Biaya Hingga Mencapai Satu Juta Rupiah
Konsumen, ujar Alfan, juga terus dibina perihal keamanan dalam mengoperasikan mesin yang dibuat CV RD Pom Mini.
"Misal ada yang nekat memasang mesin dekat dengan tukang gorengan atau yang lainnya, kami tarik kembali. Kami lebih baik melakukan pembatalan penjualan mesin. Sebab, kami ingin mesin kami tidak menimbulkan masalah. Karena sejak awal belum pernah ada kejadian yang berarti dari mesin yang kami buat. Kami berinovasi terus agar mesin makin baik dan layak," katanya.
CV RD Pom Mini, ucapnya, sebelum menjual mesin tersebut juga sudah menempuh tes standardisasi mesin di Dirjen Minyak dan Gas Bumi terlebih dahulu.
Tes tersebut dilakukan dengan menyalakan dan menggunakan mesin selama 300 jam nonstop untuk melihat kelayakan mesin sebelum diproduksi secara masal.
Sempat Diselingkuhi hingga Berniat Bunuh Diri, Begini Kabar Terbaru Mantan Istri Demian Aditya https://t.co/OW0Kercykf via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 4, 2017
"Kenapa mesin kami sedikit mahal dibanding yang lainnya, ya karena semua komponennya ini sudah layak dan minim risiko.
Karena yang ada juga yang membuat mesin seperti ini dengan asal-asalan. Misal nozzle dan slang yang digunakan itu pakai nozzle dan slang untuk air, padahal harus minyak," katanya.
Ditanya berapa rata-rata mesin yang dipesan setiap pekan dari berbagai pelosok di Indonesia, Alfan mengatakan sekitar 10 unit.
Kebanyakan mesin yang dipesan oleh konsumen adalah mesin yang menggunakan satu nozzle. Kendati demikian, pemesanan mesin masih fluktuaktif. Kadang pemesanan bahkan mencapai 70 unit sebulan.
Baca: Hanya Luangkan Waktu 10 Menit, Kamu Bisa Jelajah Dua Pulau Sekaligus
Pemasaran mesinnya, kata dia, dilakukan dengan cara online dan offline.
CV RD Pom Mini, kata dia, juga akan menolak pesanan mesin dari konsumen jika konsumen menginginkan mesin untuk menjual BBM yang bersubsisi, seperti premium.
"Kami ketat juga karena kami juga mengkaji undang-undang perniagaan. Kami juga berkomunikasi terus dengan Hiswana Migas. Jadi tetap sesuai aturan yang ada," katanya. (*)