Pilgub Jabar

Pengamat Nilai Konvensi untuk Mencari Pendamping Ridwan Kamil Hanya Pencitraan

"Bisa enggak konvensi dijalankan cukup jujur dan terbuka, bukan basa-basi dan formalitas. Jangan sampai hanya pura-pura demokrasi,"

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Kolase Foto Tribun Jabar
Uu Ruzhanil Ulum - Ridwan Kamil - Daniel Muttaqin 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Pengamat Politik dari Universitas Parahyangan (Unpar), Prof Dr Asep Warlan Yusuf, menilai rencana konvensi untuk memilih calon wakil gubernur pendamping Ridwan Kamil pada Pilgub Jabar 2018 hanya sebagai pencitraan politik. Konvensi dianggap belum tentu menghasilkan kandidat yang dipilih secara obyektif.

Asep mengatakan, konvensi bisa saja tidak berlangsung baik dan transparan. Intervensi dari salah satu partai politik pengusung, ujarnya, bisa saja terjadi dan akhirnya menghasilkan kandidat terpilih yang tidak sesuai harapan dan kebutuhan pemenangan Ridwan Kamil.

Baca: Tercyduk, Amphitheatre Teras Cikapundung Jadi Lokasi Mojok Favorit Kaum Milenial

"Bisa enggak konvensinya dijalankan cukup jujur dan terbuka, bukan sekadar basa-basi dan formalitas. Jangan sampai hanya pura-pura demokrasi," kata Asep di Bandung, Sabtu (2/12/2017).


Asep mengatakan idealnya konvensi dilakukan saat partai belum memiliki nama-nama yang akan diusung. Sedangkan saat ini, partai-partai pengusung Ridwan Kamil sudah memiliki nama yang akan diusung menjadi calon wakil gubernur.

PKB menginginkan pendamping Ridwan Kamil adalah kadernya seperti Ketua DPW PKB Jabar Syaiful Huda, PPP yang mengusung kadernya Uu Ruzhanul Ulum, dan Partai Golkar yang mengusung Daniel Muttaqien.

"Jika partai sudah menemukan calonnya lalu dikonvensikan, hasilnya belum tentu sesuai dengan keinginan masyarakat. Jadi masyarakat ini dipertunjukkan formalitas yang basa-basi. Hanya untuk mengesankan aspiratif, transparan," katanya.


Terlebih, kata Asep, dengan sisa waktu yang tinggal sebulan menjelang pendaftaran pasangan calon ke KPU Jabar, Asep meragukan konvensi akan berjalan baik. Waktu yang tersisa tidak akan cukup untuk memaksimalkan pelaksanaan konvensi.

"Apa punya waktu cukup? Kalau untuk level kabupaten atau kota, mungkin bisa. Tapi ini kan tingkat provinsi," katanya.

Asep pun mengatakan pemilihan mekanisme konvensi harus disepakati seluruh partai pengusung, bukan hanya diinginkan oleh salah satu partainya saja

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved