6 Fakta Soal di Balik Joroknya Sungai Citarum, Termasuk 27,5 Juta Jiwa Hidup dari Sungai Ini
Pencemaran yang diakibatkan limbah pabrik sangat serius, karena menghasilkan 280 ton limbah kimia per hari.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Selain berbahaya bagi lingkungan, sampah dan limbah di Sungai Citarum juga berbahaya bagi ikan dan kesehatan manusia.
Baca: Live Streaming Timnas Indonesia Vs Guyana, Luis Milla Andalkan Skuat Muda
Jika sampah dikonsumsi ikan, kemudian ikan tersebut dikonsumsi manusia, jelas akan berdampak pada kesehatan.
5. Sedimentasi
Penebangan pohon di sekitar hulu Sungai Citarum menyebabkan kadar erosi tinggi mencapai 31,4% dari luas wilayah Sungai Citarum dan sedimentasi mencapai 7900 ton per hektar.
Akibatnya, terjadi penurutnan muka air tanah mencapai 5 meter per tahunnya.
Proses erosi di hulu, menyebabkan sedimentasi di Citarum Tengah.
Bobotoh Gigit Jari, Rahmad Darmawan Resmi Gabung Sriwijaya FC https://t.co/D4tT3U5yFA via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 24, 2017
Laju sedimentasi di Waduk Saguling mencapai 8,2juta meter kubik per tahun , di Waduk Cirata 6,4 juta meter kubik per tahun, dan Waduk Jatiluhur mencapai 1,6 juta meter kubik per tahun.
Sedimentasi diperparah pemberian pakan yang berlebihan dan mengendap di dasar waduk.
6. Eksploitasi berlebihan
Perkembangan sosial ekonomi memicu urbanisasi dan pertumbuhan penduduk.
Hal ini menyebabkan kurangnya lahan hijau di daerah aliran sungai Citarum dan tumbuhnya pemukiman serta industri.
Tingginya curah hujan berpotensi banjir.
Baca: Persib Bandung Diminta Serius Bernegosiasi dengan Nil Maizar
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/menko-maritim-republik-indonesia-luhut-binsar-pandjaitan-dalam_20171122_164917.jpg)