Memakan Korban, Perlintasan Kereta Api di Jalan Garuda Sudah Terkenal Semrawut
sekira pukul 17.00 di lokasi, saat palang pintu perlintasan menutup, antrean kendaraan tak dapat terhindarkan.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Perlintasan kereta api yang berada di Jalan Garuda, Andir, Bandung, dekat pangkalan TNI AU Husein Sastranegara, memang terkenal sebagai pelintasan padat kendaraan.
Pantauan Tribun Jabar, Senin (30/10/2017), sekira pukul 17.00 di lokasi, saat palang pintu perlintasan menutup, antrean kendaraan tak dapat terhindarkan.
Kendaraan mengular bahkan sampai sejauh kurang lebih 150 meter.
Tampak sejumlah mobil dan motor harus berbagi tempat di ruas Jalan Garuda yang cukup sempit.
Ruas Jalan Garuda, lebarnya hanya sekira muat untuk tiga mobil berderet saja.
Ini Tarif Terapis di Hotel Alexis, dari Lokal, Vietnam sampai Rusia ada Harganya https://t.co/iIOpTDrQZP via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 30, 2017
Tidak hanya itu, saat palang pintu tertutup sejumlah pengendara motor pun tampak menunggu pada arus sebelah kanan yang berlawanan.
Jadi, pada saat palang pintu perlintasan terbuka, kesemrawutan pun akan terjadi.
Sejumlah sepeda motor yang menunggu di arus berlawanan, dengan segera akan melaju dan memotong ke ruas kiri jalan.
Hal ini jelas bisa membahayakan bagi pengendara lain yang tertib menunggu di ruas jalan yang seharusnya, yakni di sebelah kiri.
Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan asal Cicendo Bandung bernama Sri Lestari (54) terpental sejauh kurang lebih 30 meter dan meninggal dunia setelah tersambar Kereta Api Argo Parahyangan di perlintasan Garuda, Bandung, Senin (30/10/2017), sekira pukul 13.36 WIB.
Korban tertabrak kereta api karena memaksa menerobos palang pintu perlintasan, padahal oleh petugas sudah diperingatkan melalui pengeras suara.