Polemik Transportasi Online

Ini Tanggapan DPRD Kota Bandung Soal Polemik Angkutan Online dan Konvensional

Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung yang membidangi hukum dan peraturan, Rizal Khaerul menanggapi terkait mogoknya . . .

Tribun Jabar/Yongky Yulius
Membawa sejumlah kertas berisi tulisan tuntutan, ribuan pengemudi transportasi daring (online) sudah berkumpul di Gedung Sate sejak pagi hari, Senin (16/10/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung yang membidangi hukum dan peraturan, Rizal Khaerul menanggapi terkait mogoknya beberapa angkutan umum (angkot) di Terminal Cicaheum, Kamis (19/10/2017).

Menurut Rizal, semestinya saat ini menyikapinya yakni dengan menunggu dan melihat (wait and see) apa yang akan diputuskan pemerintah pusat. Sebab, bagi Rizal berbasis online tentu telah menjadi kehidupan di dunia.

"Ini kan ada masa tenggat waktunya hingga 1 November. Mengantisipasinya ya harus menjaga keamanan di Bandung sambil menunggu regulasi pemerintah. Jadi, berjalan saja berbarengan antara online dan konvensional dengan saling menahan diri," ujarnya di DPRD Kota Bandung, Kamis (19/10/2017).

Rizal juga menanggapi terkait adanya postingan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil terhadap dipersilakan angkutan online di Bandung. Rizal menyebut Ridwan Kamil sah-sah saja untuk memposting status di instagramnya, karena dirinya telah berkonsultasi dengan Kementerian Perhubungan.

Baca: Masyaallah ! Kucing Ini Rupanya Tahu Kalau Alquran Itu Kitab Suci, Lihat Videonya di Sini

"Ya memang ada dasarnya postingan kang Emil, karena dia kan menyebut telah berkonsultasi Kemenhub. Tapi, alangkah baiknya jika ditambah pula adanya surat edaran yang bisa menjadi pegangan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua III DPRD Kota Bandung, Edwin Senjaya menegaskan angkutan konvensional semestinya dapat bersaing dengan online melalui meningkatkan pelayanan yang lebih baik, seperti memperhatikan kebersihan, keamanan, dan kenyamanan.


"Halte dijaga fasilitasnya, menjalankan kendaraan jangan ugal-ugalan, jaga kebersihan di angkutan, maka penumpang pun tidak akan beralih ke online," katanya.

Sudah tak dapat dihindari lagi, Edwin menyebut perkembangan teknologi akan semakin maju. Apalagi, di negara lain seperti Singapura dan Korea transportasi online dan konvensional justru bisa berjalan bersamaan tanpa adanya gesekan.

"Negara maju kedua transportasi itu gak ada masalah. Mereka berkompetisi secara sehat, karena rejeki sudah ada yang mengatur. Harusnya pemerintah lakukan peningkatan pengawasan karena masih banyak pengemudi yang tidak disiplin dengan berhenti dan menarik di sembarang tempat," ucap dia. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved