Jika Gong Selagangga Berbunyi Tanpa Ditabuh, Waspada! Itu Pertanda Bencana
Gong ini tak pernah lagi digunakan. Hanya disimpan menjadi koleksi museum tapi kadang ia berbunyi sendiri saat tengah malam
Penulis: Andri M Dani | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.CO.ID, CIAMIS- Dari sekitar 200 benda pusaka peninggalan Kanjeng Prebu RAA Kusumadiningrat (Bupati ke-16 Galuh/1839-1886) yang disimpan di Museum Galuh Pakuan di Selagangga, Jalan, KH A Dahlan Ciamis, di antaranya adalah gong.
Gong pusaka itu jumlahnya lima.
“Gong yang disimpan di sini memang banyak tapi yang asli peninggalan Kanjeng Prebu yang lima ini,” ujar R Ruyat Sudrajat, Direktur Museum Galuh Pusaka Selagangga kepada Tribun, Kamis (12/10/2017).
Ke-5 gong peninggalan Kanjeng Prebu ini merupakan bagian dari gamelan yang memiliki ruang khusus di Keraton Selagangga tempat Kanjeng Prebu bertahta.
Ruang music (ruang gamelan) itu kini sudah menjadi rumah.
Persib Siapkan Tim Untuk Musim Depan Hingga Alasan Andik Vermansyah Tak Gabung Timnas https://t.co/fC4VOXcB7C via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 14, 2017
Dan di atas lahan yang dulu Keraton Selagangga berdiri kini berdiri Meseum Galuh Pakuan tempat penyimpanan benda-benda bersejarah peninggalan Kanjeng Prebu.
Di sampingnya ada Balairung tempat pertunjukan.
Gamelan dan gong Keraton Selagangga ini dimainkan pada hari-hari tertentu, terutama saat menyambut tamu agung atau hari besar serta ritual adat.
Setelah Kanjeng Prebu tiada, ke-lima gong Selagangga ini hanya mengisi museum bersama peninggalan lainnya.
Baca: Live Streaming PSM Makassar Vs Persib Bandung, Maung Bandung Ingin Lepas dari Kutukan
Semula disimpan di museum yang berada di Komplek Situs Makam Jambansari Jl Jambansari.
Namun, setelah museum di Kompleks Makam Jambansari ini rusak parah akibat goncangan gempa tahun 2009, seluruh benda pusaka peninggalan Kanjeng Prebu dipindahkan ke Museum Galuh Pakuan.
Museum itu berdiri di atas lahan bekas Keraton Selagangga sekitar 300 meter dari Situs Makam Jambansari, masih di pusat keramaian Ciamis Kota.
TERPOPULER PERSIB: Essien Lakukan Ini Sebelum Pensiun dan Nasib Persib Jika 15 Klub Liga 1 Mogok https://t.co/tutIvNYlwa via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 15, 2017
Museum Galuh Pakuan di Selagangga ini diresmikan tahun 2010 oleh Wagub Jabar (saat) itu H Dede Yusuf.
“Gong ini tidak pernah lagi digunakan. Hanya disimpan menjadi koleksi museum tapi kadang ia berbunyi sendiri saat tengah malam. Tiga minggu lalu, tiga orang penjaga rumah ini mendengarkan bunyi gong tapi saya tak mendengarkannya,” katanya.
Menurut Ruyat, bila gong Selagangga berbunyi sendiri di tengah malam, sering ada kaitannya dengan adanya kejadian bencana.
“Seperti tanda-tanda akan terjadi bencana besar,” ujar Ruyat.
Baca: Netty Langsung Peluk Aher Begitu Tiba di Garis Finish, Istri Gubernur Itu Lumat Trek Marathon 10 Km
Tapi Ruyat tak berani menyimpulkan apakah bunyi gong Selagangga tiga minggu lalu ada kaitannya dengan bencana longsor di Pangandaran yang telah menyebabkan korban nyawa satu keluarga (4 orang).
“Saya tak berani menyimpulkan,” katanya. Namun Ruyat mengakui menurut penuturan leluhur nya gong Selangga ini berbunyi sendiri seakan menjadi pertanda akan ada kejadian bencana.
Ketika gong itu masih disimpan di museum KOmplek Situs Makam Jambansari, sebelum Ciamis diguncang gempa besar tahun 2009, gong Selagangga ini sempat mengirim pertanda dengan berbunyi tengah malam.
Gempa 7,3 SR yang terjadi tanggal 2 September 2009 pukul 14.55 siang.
Mau Tahu Gaji Anies-Sandi Saat Pimpin DKI Jakarta? Gaji Pokok di Bawah Rp 10 Juta tapi https://t.co/G07J0yXGPK via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 15, 2017
Gempa di siang bulan puasa yang kemudian disebut “Gempa Tasikmalaya” tersebut merusak ribuan rumah di Ciamis dan menelan 9 korban jiwa.
Gempa yang sama merusak komplek Situs Makam Jambansari termasuk museum yang ada di dalamnya– meseum tempat penyimpanan gong dan benda pusaka peninggalan Kanjeng Prebu.
“Dua minggu sebelum gempa terjadi, gong ini sempat berbunyi tengah malam. Berbunyi sendiri. Rupanya itu pertanda akan terjadi bencana besar. Dulu sebelum terjadi tsunami Pangandaran (17 Juli 2006) gong ini juga berbunyi,” tutur Kuncen Situs Jambansari (waktu itu) Abun Bunyamin (alm) kepada Tribun beberapa hari setelah gempa 7,3 SR menguncang Ciamis tahun 2009.
Baca: Jangan Sembarangan Pasang Sirine dan Lampu Rotator, Pelanggar Bisa Dipenjara
Setelah dipindahkan ke Museum Galuh Pakuan di Selagangga, gong peninggalan Kanjeng Prebu ini tetap “berfungsi” sebagai “alarm” akan terjadinya bencana. Berbunyi sendiri meski tak ada yang menabuhnya.
“Tidak hanya bunyi gong. Warga dan penjaga di sini kadang juga mendengar bunyi gamelan di sekitar kompleks ini,” kata Ruyat.
Setelah kami menelusuri dari berbagai literature termasuk informasi koleksi museum di Belanda, ucapnya, ada foto Kompleks Keraton Selagangga.
"Ternyata di Komplek Keraton Selagangga itu dulu ada ruang khusus gamelan. Ruang khusus gamelan itu kini sudah dibangun rumah. Namun, kadang-kadang warga ada yang mendengar bunyi gamelan tengah malam dari arah bekas ruang gamelan keratin tersebut," ujarnya. (*)