Peristiwa G30S PKI

Pagi-pagi Betul, ‘Macan-macan Loreng Berbaret Merah’ Menyelusup ke Halim yang Penuh Misteri

Kostrad yang panglimanya, Mayjen Suharto baru lewat jam 6.30 datang ke markas tanpa pengetahuan sedikitpun tentang apa yang telah terjadi,

Kompas.com
Jenderal Abdul Haris Nasution dan Mayor Jenderal Soeharto berdoa di depan peti jenazah almarhum Jenderal Sutojo Siswomihardjo dan enam rekannya yang gugur dalam Peristiwa 1 Oktober 1965. 

Hasilnya, segerombolan Pemuda Rakyat dapat disergap lengkap dengan senjatanja. Rupanya gerombolan G-30-S ini belum mengetahui perubahan situasi dan mendapat tugas menduduki kantor Front Nasional.

Dari mereka inilah, makin jelas peranan Halim sehingga mempertebal tekad Pak Harto untuk secepat mungkin mendudukinya.

Baca: Membanggakan! Tim Taekwondo Indonesia Persembahkan Medali Emas

Sebelum menyergap Halim, Kostrad dengan bantuan Skogar mengambil pelbagai langkah-langkah pengamanan terlebih dahulu di beberapa tempat penting lainnya di ibukota.

Batalyon 328/Kujang berkekuatan 2 Batalyon diperintahkan menjaga di Jl. Radio dan sisanya disediakan untuk gerakan ke Halim.

Gedung Bank Indonesia baik yang di Jl. Thamrin maupun yang di Jakarta-Kota, telah dijaga oleh satuan-satuan yang dikerahkan Skogar semenjak jam 20.30 malam.

 Demikian pula halnya dengan Gedung Percetakan Negara Kebayoran.

Pada jam 23.55 malam markas Kostrad secara berangsur-angsur mulai dipindahkan ke Senayan. Pak Harto sudah sepenuhnya siap untuk melancarkan “counter-move” yang melumpuhkan.

Suasana kesiapsiagaan tempur dengan segala kesibukannya terasa sekali.

“Silent-raid” yang melumpuhkan Halim

Sebetulnya semenjak jam 18.00 sore Kostrad sudah siap untuk menggempur Halim. Namun hal ini terpaksa ditunda mengingat keselamatan Presiden Sukarno yang pada saat itu berada di Halim dan sampai jauh malam tidak mau memisahkan diri dari tokoh-tokoh G-30-S.

Barulah pada jam 1.00 tengah malam (tanggal 2 Oktober 1965) komando yang dinanti-nantikan diberikan oleh Pak Harto yaitu setelah Bung Karno meninggalkan Halim pergi ke Bogor.

Pun prinsip “menghindarkan pertempuran darah” tetap dipertahankan dalam sergapan diam-diam ke Halim ini.

Jam 3.00 pagi, bergeraklah “macan-macan loreng berbaret merah” dan satuan Yon 328/Para Kujang menyelusup ke daerah Halim yang penuh misteri.

Satu kompi panser dan satu kompi tank membantu gerakan tersebut. Demikian sempurnanya gerakan pasukan-pasukan para tersebut, hingga sementara gembong-gembong G-30-S masih dalam kebingungan, Lanuma Halim sudah jatuh ke tangan Kostrad pada jam 6.10 pagi.

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 1967)

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved