Peristiwa G30S PKI
Pagi-pagi Betul, ‘Macan-macan Loreng Berbaret Merah’ Menyelusup ke Halim yang Penuh Misteri
Kostrad yang panglimanya, Mayjen Suharto baru lewat jam 6.30 datang ke markas tanpa pengetahuan sedikitpun tentang apa yang telah terjadi,
Antara lain tentang tiadanya Presiden dan kehadiran Brigjen Supardjo yang mencurigakan di istana.
Bukan ke Persib Bandung, Ternyata Ini Tujuan Egy Maulana Vikri Musim Depan https://t.co/EOBGJ6m9Fn via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 22, 2017
Dan yang penting lagi ialah bahwa Panglima Kodam Jaya itu telah mengambil tindakan-tindakan yang nantinya akan sangat menolong strategi Kostrad, ialah ia telah mengadakan konsinyering seluruh garnisun ibukota dan telah menutup jalan-jalan yang menuju ke luar kota, terutama yang ke Bandung dan Bogor.
Konsultasi antara perwira-perwira senior di markas Kostrad menghasilkan persetujuan, bahwa Pak Harto untuk sementara memegang pimpinan Angkatan Darat.
Segera Pak Harto mengambil tindakan-tindakan yang luas untuk pengamanan, ialah dengan menghubungi angkatan-angkatan lainnya.
Dengan Angkatan Laut dan Kepolisian segera terdapat kata sepakat. Kedua angkatan ini kemudian menempatkan perwira-perwira penghubung di markas Kostrad. Hanya AURI tetap sukar dihubungi.
Baca: Indonesia Pastikan Dua Gelar di Kejuaraan Bulutangkis Singapore International Series 2017
Sementara itu di markas Kostrad pimpinan ABRI terus menganalisa situasi, berdasarkan informasi yang sedikit demi sedikit bertambah.
Diketahui bahwa Jenderal Nasution lolos; bahwa pasukan di sekitar Medan Merdeka ialah Yon 454 Para dan Yon 530 Para yang didatangkan atas perraintaan Presiden untuk memeriahkan Hari Angkatan Bersenjata tanggal 5 Oktober.
Dan akhirnya terdengar siaran resmi G-30-S Iewat RRI jam 7.20 pagi, yang membuat jelas bahwa hari itu telah terjadi kup.
Berdasarkan data-data ini Jenderal Suharto lalu menarik analisa baru. Dalam analisa ini Yon I KK Men Cakrabiravva, Yon 454 serta Yon 530 dimasukkan dalam kategori lawan.
Hasil analisa segera diikuti olieh tindakan. Pak Harto memerintahkan menetralisir kekuatan militer seikitar Medan Merdeka dan istana, sambil berpegang teguh pada patokan: menguasai kembali suasana tanpa pertumpahan darah. Bagaimana ini harus dilaksanakan?
Rentetan tindakan-tindakan sampai jam 21.00
Setelah mendapat gambaran tentang situasi, pada jam 9.00 pagi Kostrad mulai mengambil tindakan-tindakan konkrit, yaitu mengeluarkah perintah kepada Yon 454 Para dan Yon 530 Para agar meninggalkan daerah pertahanan mereka dan menarik diri ke markas Kostrad — suatu perintah yang mudah dipahami karena kedua batalyon tersebut secara operasional berada di bawah komandan Brigade III/Para Kostrad.
Tetapi perintah ini tidak ditaati. Sementara itu Kostrad pun mengadakan konsinyering seluruh pasukan yang ada di Jakarta.