Tol Cisumdawu
Soal Pembangunan Tol Cisumdawu, Warga Kampung Cilengsar: Inginnya Sih Cepat Dibayar
Tanah dan fondasi rumah mereka sering bergetar karena berada tepat di kawasan pengerjaan Cisumdawu Tunnel Project (terowongan).
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Fauzie Pradita Abbas
"Ya, kalau mau dibayar harusnya, kan, sudah ada deal‑deal-an harga tanah. Ini saja belum ada kesepakatan. Masyarakat mau jual berapa? Pemerintah siapin dana berapa?" kata Deni seraya menginginkan dan berharap agar pemerintah secepatnya membayar pembebasan lahan milik warga.
Kala Ridwan Kamil Berpantun, Begini Jadinya https://t.co/EYPV79X4H7 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 7, 2017
Hal yang sama juga dikeluhkan Rohayani (42). Menurut dia, selain tanah milik orang tuanya yang belum mendapat kejelasan untuk dibebaskan sekaligus dibayar, lahan milik Darsa (50), kakaknya, juga belum dibayar. Padahal, lahan milik kakaknya sebagian sudah digunakan untuk membuat terasering beton pembangunan terowongan.
"Yang orang tua belum tahu kapan dibayar dan dibebaskan. Tapi yang kakak saya sudah digunakan untuk terasering tapi belum dibayar. Kakak saya bingung mau ke siapa nanyanya. Semoga saja ada kejelasan untuk pembayaran dan pembebasan lahannya," kata Rohayani kepada Tribun.
Terowongan Cisumdawu akan dibangun sepanjang 472 meter dengan diamater 14 meter. Terowongan tersebut merupakan yang terbesar dan terpanjang untuk jalan tol di Indonesia. Dibutuhkan biaya setidaknya Rp 800 miliar untuk pembuatan terowongan ini.
Terowongan tersebut berada di Seksi II Fase II yang menghubungkan Rancakalong menuju Sumedang dengan panjang 17,05 kilometer.
Terowongan tersebut dikerjakan oleh kontraktor asal Cina, yakni Metallurgy Coproration of China, dengan metode New Austrian Tunneling Method.
Metode New Austrian Tunneling Method adalah metode manual dengan penguatan struktur tanah di bagian atas dan pengerukan tanah dengan cara ekskavasi.
Pembuatan terowongan ini sekaligus melengkapi jalan tol dari Cileunyi hingga Dawuan dengan panjang 61,175 kilometer.
Tunggu Penggantian Lahan
Sejumlah warga di Kampung Cilengsar RT 01/13, Desa Cigendel, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, yang terdampak pembangunan fisik Jalan Tol Cileunyi‑Sumedang‑Dawuan (Cisumdawu), menunggu kejelasan ganti rugi pembebasan lahan oleh pemerintah.
Mereka belum pindah meski terganggu oleh mesin-mesin pembuat terowongan. Tanah dan fondasi rumah mereka sering bergetar karena berada tepat di kawasan pengerjaan Cisumdawu Tunnel Project (terowongan).
Mereka menilai pemerintah tidak serius, padahal beberapa lahan milik warga sudah digarap untuk pembangunan fisik tol. Terowongan itu tengah dibangun oleh Satuan Kerja (Satker) Tol Cisumdawu dengan kontraktor asal Cina.
Pembangunan terowongan baru dilakukan di bagian sisi yang digunakan untuk arah kendaraan dari Cileunyi menuju Sumedang.
Terungkap, Inilah Makanan Penyebab Maag Akut Dokter Ryan Thamrin https://t.co/kq3LKMlsMA via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 6, 2017