Ada Pesawat Tempur MiG-21 di ITB, Ini Ceritanya Mengapa Bisa Ada di Sana
Di sana mukim satu unit MiG-21 yang pernah memperkuat AURI (kini TNI AU) yang khusus dibeli untuk mengusir Belanda dari Irian Barat.
Kejam! Bocah Ini Nekat Lakukan Hal Mengerikan Jika Ibunya Keluar dari ISIS https://t.co/OJTpr7Xizi via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 31, 2017
Puluhan jet-jet ini rontok di medan pertempuran Timur Tengah dan Vietnam.
“MiG-21 sangat sulit diantisipasi. Bahkan meski kemunculannya datang dari depan. Ia baru tampak dalam jarak dua mil, namun sudah dalam jarak yang sangat mematikan,” aku seorang penerbang F-4 Phantom II AU AS yang pernah berhadapan dengan jet ini di ajang Perang Vietnam.

Hal inilah yang memancing ilmuwan AS untuk bisa membedah keunggulan sekaligus kelemahannya. Dari sejumlah dokumen yang kerahasiannya telah dibuka, akhirnya terungkap AS pernah “mencuri” beberapa untuk dipelajari dalam program berkode Have Drill, Have Doughnut, dan Have Ferry.
Pesawat bahkan pernah dilawantandingkan dengan jet-jet AS di Area 51, laboratorium AU AS yang amat dirahasiakan di Gurun Nevada.
Dari program-program itu, akhirnya kelemahan sang legenda terbongkar. Salah satunya diantaranya ada pada celah bidik sasaran atau gunsight.
Meski musuh sudah masuk dalam gunsight, penerbangnya tak serta-merta bisa mebidiknya dengan jelas.
Bayangan di gunsight bahkan sering tiba-tiba menghilang. Dalam doghfight jarak dekat, kestabilannya juga sering terganggu.
Hal inilah yang membuat penerbangnya harus kerja keras “memasukkan” kembali musuhnya dalam garis bidik.
Di FTMD sendiri, MiG-21 berkode 2158 ini baru benar-benar berfungsi setelah pihak ITB berhasil menyiapkan sebuah laboratorium yang cukup nyaman pada 1998.
Di bodi samping pesawat yang telah dicat ulang, selanjutnya ditulis: Iron Bird untuk sistem dasar pesawat udara, yang mencakup sistem kendali hidro-mekanikal, sistem elektrik, sistem roda pendarat, sistem propulsi dan sistem avionika.
“Teknologinya memang sudah berumur, namun tetap layak untuk jadi alat peraga bagi keilmuan aeronotika yang diberikan mulai dari tingkat pertama hingga terakhir. Keilmuan ini mencakup mekanika, termodinamika, aerodinamika, kinematika hingga teknik perancangan pesawat,” ujar Kepala Program Studi Aeronotika/Astronotika, Dr. Ir. Toto Indriyanto kepada Angkasa, pertengahan Mei 2017 di Bandung.
Inilah 6 Tanda pada Tubuh 100 Hari Jelang Kematian, Nomor 4 Terasa Denyutan di Dahi https://t.co/qRWDlbUVJs via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 31, 2017
Inlet cone
Bagi Angkasa sendiri, tak lengkap kiranya jika tak melengkapi kisahnya dengan pengakuan penerbang AURI atas pesawat yang mampu melesat lebih dari dua kali kecepatan suara ini. Mereka sepakat menyebutnya jet pemburu paling mutakhir di zamannya.