Pelajar Tersambar Api Unggun

6 Bulan Dirawat, Anak yang Tersambar Api Unggun Sudah Kuat Menahan Rasa Sakit

Helmi Zain Ramdhani (11) anak yang tersambar api unggun sudah dua bulan masih terbaring lemas di Rumah Sakit Santo Borromeus.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Istimewa
Helmi Zein Ramdhani (11) terbaring lemah di Rumah Sakit Santo Borromeus, Sabtu (22/7/2017). 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Helmi Zain Ramdhani (11) anak yang tersambar api unggun sudah dua bulan masih terbaring lemas di Rumah Sakit Santo Borromeus.

Sebelumnya Helmi pernah dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung selama empat bulan.

Berdasarkan keterangan dari orang tuanya, Helmi mengalami perisitiwa nahas tersambar api unggun saat Helmi mengikuti kegiatan perkemahan di lingkungan Yayasan Al-Aitaam, Bojongsoang, Kabupaten Bandung pada Sabtu 4 Februari 2017 lalu.

Saat sesi api unggun, salah seorang guru berniat menyiramkan api unggun menggunakan bensin dari botol.

Namun, seketika api menyambar botol berisi bensin tersebut dan membakar lengan sang guru.

Secara tidak sengaja, sang guru melemparkan botol ke arah muridnya yang sedang mengelilingi api unggun dan api yang membakar botol pun seketika menyambar Helmi di bagian kakinya.

Bocah kelas 6 SD ini harus menahan sakit akibat luka bakar di sebagian tubuhnya dan terpaksa tidak bisa bersekolah.

Helmi tinggal bersama orang tuanya di Komplek Pandanwangi A-10 RT 03 RW 09, Kelurahan Cijawura, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung.

Anak kedua dari tiga bersaudara itu sebagian tubuhnya dari mata kaki hingga pangkal paha dibalut perban.

Helmi hanya bisa tidur terlentang akibat luka bakar yang dialaminya tersebut karena kalau gerak terasa perih.

Menurut keterangan dari orang tuanya Endang Wahyu Hidayat, Helmi selalu merintih dan selalu bilang ingin cepat sembuh, karena tidak kuat menahan rasa sakit.

Selain itu ia selalu mengatakan ingin bisa cepat sekolah dan main lagi dengan teman-temannya.

"Saya tidak tega lihat dia selalu merintih kesakitan di rumah sakit," ujar Endang kepada TribunJabar.co.id di rumahnya, Senin (24/7/2017).

Ibunya Mea Nursanti menambahkan, sekarang Helmi sudah bisa kuat menahan rasa sakitnya dan sudah menerima kenyataan.

"Kalau dulu, ketika awal awal pengobatan, Helmi kerap histeris menahan sakit ketika dokter membersihkan kulit mati akibat luka bakar di sebagian anggota tubuhnya" jelas Mea.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved