Jejak Soekarno
Ini Kalimat Terakhir Ibu Inggit Garnasih Saat Bertemu Presiden Soekarno
Pada saat menjalani studinya di Bandung, Soekarno menjalin asmara dengan Inggit Garnasih yang merupakan ibu pemilik rumah dimana Soekarno tinggal.
Penulis: Rezeqi Hardam Saputro | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Laporan wartawan Tribun Jabar, Rezeqi Hardam Saputro
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Presiden pertama Indonesia, Soekarno tercatat pernah menuntut ilmu di Kota Bandung sekira tahun 1920.
Pada saat menjalani studinya di Bandung, Soekarno menjalin asmara dengan Inggit Garnasih yang merupakan ibu pemilik rumah dimana Soekarno tinggal.
Meski sudah bersuami, Soekarno nekat tetap meminta izin kepada suami Inggit Garnasih, H Sanusi untuk menikahi Inggit Ganarsih.
Akhirnya setelah mendapatkan izin, Soekarno menikahi wanita yang lebih dikenal dengan nama Ibu Inggit ini pada tahun 1923.
Setelah menikah, Ibu Inggit dan Soekarno membeli sebuah rumah di Jalan Ciateul Bandung yang kini dikenal dengan nama Jalan Inggit Garnasih.
Potret 13 Orang Korea Selatan Sebelum dan Sesudah Operasi Plastik, Jangan Kaget Lihat Nomor 7 https://t.co/6NPUlIWnT0 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 20, 2017
Sampai saat ini, rumah Ibu Inggit masih berdiri kokoh, namun telah beralih fungsi menjadi museum rumah bersejarah Inggit Garnasih.
Di dalam rumah Ibu Inggit sendiri saat ini dapat ditemukan dokumentasi foto-foto Ibu Inggit bersama Presiden Soekarno serta keluarga Ibu Inggit.
Selain itu terdapat replika batu pipisan yang digunakan Ibu Inggit untuk membuat jamu dan bedak.
Saat ditemui wartawan Tribun Jabar, Kamis (20/7/2017), Jajang perawat sekaligus pemandu wisata di rumah ini mengatakan Ibu Inggit mengabiskan sisa hidupnya dirumah ini.
"Selama 20 tahun Ibu Inggit dan Soekarno hidup bersama, namun akhirnya harus berpisah. Setelah berpisah Ibu Inggit menghabiskan sisa hidupnya di rumah ini," ujar Jajang.
Jajang mengatakan setelah berpisah dengan Soekarno, Ibu Inggit tidak pernah bertemu dengan Soekarno sampai pada akhirnya pada tahun 1960 Ibu Inggit bertemu lagi.
Berdasarkan catatan sejarah, Jajang mengatakan saat Ibu Inggit bertemu Soekarno, ia hanya berkata "Kus, baju teh meni sae. Kahade kus ieu baju teh ti rakyat, ulah mapohokeun saha nu merena".
Kalimat bebahasa sunda yang dilontarkan Ibu Inggit tersebut memiliki arti "Kus (Soekarno), bajunya bagus sekali. Awas kus baju ini dari rakyat, jangan melupakan siapa yang memberinya".
Begini perjuangan Inggit Garnasih dan Soekarno lawan kerasnya tembok penjara
Lapas Sukamiskin Bandung menjadi saksi dari kisah perjuangan presiden pertama RI, Ir Soekarno, dan mantan istrinya, Inggit Garnasih.
Bung Karno pernah menjalani hukuman sejak 9 Desember 1930 hingga 31 Desember 1931.
Tembok penjara ternyata tak mampu mematikan komunikasi di antara Bung Karno, sapaan Soekarno, dan Inggit Garnasih.
Bung Karno mempunyai siasat untuk mendapatkan informasi dari luar penjara.
Ketika itu, Bung Karno dibolehkan oleh pihak penjara Hindia Belanda untuk menerima kiriman makanan.
Makanan tersebut antara lain berupa telur yang dibawa oleh istrinya, Inggit Garnasih.
Telur itulah yang menjadi alat komunikasi untuk mengabarkan keadaan di luar penjara Sukamiskin.
Jika Inggit Garnasih mengirim telur asin, Soekarno tahu ada kabar buruk di luar penjara.
Biasanya, kabar buruk yang menimpa rekan-rekan seperjuangan Bung Karno.
Dari pantauan Tribun Jabar, di bekas sel tahanan Soekarno di Lapas Sukamiskin, Kamis (20/7/2017), ada poster yang mengisahkan taktik Bung Karno berkomunikasi dengan Inggit Garnasih.
Sejak Indonesia merdeka, sel tahanan bernomor TA 01 di Lapas Sukamiskin sengaja dikosongkan untuk mengenang perjuangan Bung Karno.
Lapas Sukamiskin ada di Jalan A H Nasution No.114, Cisaranten Bina Harapan, Arcamanik, Kota Bandung. (TribunJabar.co.id/Ery Chandra)