Mengintip Burung Bidadari di Pulau Halmahera, Burung Langka Sehari Hanya Muncul Duakali
Burung ini juga masuk dalan satu keluarga dengan Cendrawasih. Tapi burung ini hanya ada di Maluku Utara. Habitatnya ada di Taman Nasional ini.
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ragil Wisnu Saputra
TRIBUNJABAR.CO.ID, KOTA TIDORE KEPULAUAN - Tim Ekspedisi 7-Wonders Wonderful Moluccas melanjutkan petualangannya mengekplorasi keindahan Provinsi Maluku Utara.
Di hari keempat berpetualang, Senin (17/7/2017), tim mencoba mengeksplorasi Taman Aketajawe-Lolobata di Blok Aketajawe di Desa Koli, Daratan Oba, Kota Tidore Kepulauan, Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara.
Sebelumnya, tim tiba di Resort Tayawi di dalam Kawasan Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Blok Aketajawe pada Minggu (16/7/2017) malam, setelah melakukan perjalanan jauh mengeksplorasi Goa Boki Moruru di Desa Sagea, Kecamatan Halmahera Tengah.
Baca: Djanur Mengundurkan Diri, Ridwan Kamil: Setiap Pertemuan Pasti Ada Perpisahan
Tim kemudian bermalam di kawasan Resort Tayawi menggunakan beberapa tenda. Senin sekitar pukul 04.00 WIT, anggota tim kemudian bangun dan bersiap-siap mengeksplorasi kawasan hutan Aketajawe. Tim bermaksud melakukan pengamatan Burung Bidadari Halmahera yang merupakan salah satu pesona Maluku Utara.
Dipaksa Mengakui Hal ini, Putra Jeremy Thomas Disekap dan Dikeroyok, Pelaku Diduga Oknum Polisi https://t.co/Ku9ammXHoe via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 17, 2017
Burung Bidadari yang memiliki nama latin Wallace's Standardwing ini adalah ikonik asli Maluku Utara dan pertama kali ditemukan dan pernah diteliti oleh Alfred Russel Wallace, sang pengembara dan petualang dari Inggris sekitar tahun 1858.
"Burung ini juga menarik. Coraknya unik. Yang jantan memiliki bulu unik sehelai warna putih yang ada di sayapnya dan panjangnya lebih dari bulu sayapnya," ujar Ahmad David Kurnia Putra, Staf Bidang Promosi Taman Nasional Aketajawe-Lolobata.
Dari Kacang Berlumut Hingga Buah Centil, Inilah Teka-teki Barang Bawaan MOS yang Bikin Pusing https://t.co/YmOi9tsW6B via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 17, 2017
Selain itu, kata David, Burung Bidadari juga tampak seperti memiliki empat sayap jika dilihat secara sekilas. Pasalnya, di leher burung tersebut ada sepasang bulu yang menyerupai sayap dan berwarna biru.

"Jadi kalau sekilas ya hampir kaya sayap. Badannya kan hijau warnanya. Bulu yang ada di lehernya yang kaya sayap ini warnanya biru. Itu yang jantan. Kalau yang betina itu biasa. Kalah cantik dengan yang jantan," kata David.
Burung Bidadari Halmahera ini juga salah satu fatwa yang dilindungi. Pasalnya, keberadaan burung yang menjadi kebanggaan Provinsi Maluku Utara ini sudah termasuk langka dan terancam punah.
Inilah 5 Layanan Internet yang Kena Blokir Pemerintah Sebelum Telegram https://t.co/suCUFmJViZ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 16, 2017
Burung Bidadari oleh pemerintah juga ditetapkan berada dalam keluarga Paradisaeidae dengan genus dan nama spesies Semioptera Wallaci. Nama genus ini diambil sebagai bentuk penghargaan kepada Alfred Russel Wallace yang pertama kali menemukan burung tersebut dan hidup pada tahun 1823 hingga 1913.
"Burung ini juga masuk dalan satu keluarga dengan Cendrawasih. Tapi burung ini hanya ada di Maluku Utara. Habitatnya ada di Taman Nasional ini," katanya.
Usai mendengar penjelasan singkat, tim kemudian bergerak ke lokasi pengamatan burung tersebut yang lokasinya sekitar tiga kilometer dari kawasan Resort Tayawi. Perjalanan pun ditempuh sekitar kurnag lebih 1,5 jam. Tim menyusuri berbagai perkebunan dengan berjalan kaki.
Baca: Ahmad Heryawan: Kalah atau Menang Bagi Saya Persib Tetap Kesayangan
Tim juga menyeberangi sungai sebanyak tiga kali untuk mencapai lokasi tersebut. Sungai yang diseberangi oleh tim bernama Sungai Tayawi. Setelah menempuh berbagai trek dan rintangan, hingga bertemu dengan Suku Tobelo Dalam atau Suku Togutil yang ada di dalam kawasan hutan tersebut, akhirnya tim berhasil tiba di lokasi pengamatan sekitar pukul 06.00 WIT.
"Jangan menggunakan lampu blitz jika ingin memotret. Takutnya burung nanti pindah ke lokasi lainnya. Apalagi ini kan sudah mulai langka," kata David yang sebelumnya juga mengimbau agar tim menggunakan kostum berwarna gelap.
David mengatakan, burung tersebut hanya dua kali dalam sehari menampakkan diri. Yang pertama, burung akan menampakkan diri pada pukul 05.00-08.00 WIT. Di sore hari burung akan menampakkan diri pukul 17.00-18.00 WIT.
Masih Terlihat Seperti ABG, Usia Istri Jeremy Thomas Ternyata Sudah Kepala 4, Simak Foto-fotonya https://t.co/HZpp5Qs0Z2 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 17, 2017
Di lokasi pengamatan ini juga terdapat rumah pohon yang sengaja dibangun untuk keperluan pengamatan. Rumah pohon tersebut berada di ketinggian sekitar 8 meter tepat di Pohon Badenga.
Pohon ini memiliki tangga yang terbuat dari susunan kayu yang diikat dengan menggunakan tali.
"Burung ini biasanya bermain di Pohon Hiru di ketinggian 15 meter. Jarang sekali kebawah. Makanya dibuat rumah pohon untuk mengamati tingkah laku dan keunikannya," kata David.
Baca: Nike Ardilla Hidup Lagi dalam Bentuk Komik, Penasaran? Tunggu Desember 2017
Tak berapa lama, Burung Bidadari Halmahera menampakkan diri di Pohon Hiru. Tim yang memiliki kamera digital dengan lensa jenis tele-lah yang langsung bergegas mengabadikan burung tersebut. Memotret dan merekamnya. Lainnya, hanya bisa menikmati keindahan kicauannya dari bawah.
"Enggak bisa ketangkap pake lensa kamera gue. Jauh masalahnya. Nanti lihat hasil jepretan Rynol atau Bary. Dia doang lensa kameranya mendukung," kata Haga Sembiring, salah seorang dari Tim T7W 2017.