Kawah Rengganis, Tempat Leluhur Sunda Membahas Kearifan Hidup
Konon, para leluhur yang disebut sebagai Uyut Saratus Bojol Tilu itu kerap melakukan pertemuan rutin di sana, mereka membicarakan perkara agama dan ke
Penulis: Yudha Maulana | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yudha Maulana
TRIBUNJABAR.CO.ID, RANCABALI- Kawah Rengganis menjadi saksi bisu pertemuan para leluhur Sunda sejak berabad-abad yang lalu.
Konon, para leluhur yang disebut sebagai Uyut Saratus Bojol Tilu itu kerap melakukan pertemuan rutin di sana, mereka membicarakan perkara agama dan kearifan hidup.
Aroma belerang mulai tercium ketika Tribun meniti jalan setapak menuju Kawah Rengganis.
Dari gerbang masuk, diperlukan waktu sekitar 15-20 menit menuju kawah dengan melewati jalanan menanjak.

Bebatuan kapur berwarna kuning menyembul dari balik-balik semak di sepanjang perjalanan.
Pepohonan rindang mengelilingi kawah yang dibelah oleh sungai dengan aliran air panas.
Di sana pun terdapat kolam-kolam berair panas yang biasa digunakan wisatawan untuk berendam.
Air panas dan lumpur di Kawah Rengganis dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Bila dilihat sekilas, Kawah Rengganis tampak seperti onsen alami di Kaki Gunung Fuji Jepang.
Tampak beberapa pancuran mata air panas dan beberapa kolam yang mengepulkan uap.
“Tempat ini dulunya adalah salah satu bale paguneman atau tempat pertemuan Uyut Saratus Bojol Tilu, konon setiap tempat memiliki karomah seperti Gunung Sanggabuana, Galunggung, Glambir, dan salah satunya di kaki Gunung Sepuh ini,” ujar Juru Pelihara Situs Wisata Rengganis, Asep Suhendar (30), ketika ditemui beberapa waktu lalu.
Para leluhur itu, ucapnya, membahas perkara keagamaan yang ketika itu masih didominasi oleh ajaran Hindu.
Perlahan agama Islam dibahas seiring dengan kehadiran Prabu Kian Santang yang gencar melakukan syiar Islam di Tanah Sunda.
Titisan Prabu Siliwangi itu juga ikut dalam bale paguneman di Kawah Rengganis.