Ini Alasan Letusan Kawah Sileri di Dieng Tak Terdeteksi
Hal ini disampaikan oleh Dr Ir Devy Kamil Syahbana selaku Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur pada . . .
Penulis: Ferry Fadhlurrahman | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferry Fadhlurrahman
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Letusan di Kawah Sileri Gunung Dieng yang tidak terdeteksi dan terjadi tiba-tiba dikarenakan pusat letusan yang dangkal dan hanya berupa gas dan lumpur saja.
Hal ini disampaikan oleh Dr Ir Devy Kamil Syahbana selaku Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur pada jumpa pers di Auditorium Geologi Bandung, Selasa (4/7/2017).
"Jadi kan ada tiga jenis letusan, Vulkanik, Vulkanik-Freaktik sama Freatik nah di kawah Sileri ini Freatik dan biasanya Freatik ini sumber letusannya dangkal, alat kita susah mendeteksi" ujar Devy.
Dirinya menjelaskan kalau alat yang dipakai oleh badai Geologi-ESDM untuk pantauan biasanya berada ditanam di 1.000 meter sedangkan letusan di Kawah Sileri dangkal hanya sekitar 500 meter saja.
Hingga saat ini Badan Geologi-ESDM sudah memberikan himbauan untuk tidak mendekati Kawah Sileri pascaletusan.
Meski aktivitas Gunung Dieng sudah kembali normal, Devy tetap menghimbau untuk para wisatawan tidak mendekat kawan Sileri dan kawah-kawah lainnya lebih dari jarak aman. (*)