Jejak Penyebar Islam di Sumedang: Pangeran Santri Sebarkan Agama dengan Pendekatan Budaya
Selain itu, terang dia, sebagai seorang ulama, Pangeran Santri juga membawa para santri sampai ustad untuk menyebarkan Islam.
Oleh: Deddi Rustandi
TRIBUNJABAR.CO.ID - Islam mulai dikenalkan di dalam keraton. Islam menyebar ke keluarga, kerabat kerajaan sampai ke rakyat Sumedanglarang.
Penyebaran agama Islam di Sumedang dimulai dari keraton setelah pangeran ulama asal Cirebon menikahi ratu Pucuk Umum yang menjadi raja Sumedanglarang pertengahan abad ke-16.
Menikahnya ulama asal Cirebon yang bergelar Pangeran Santri ini ajaran Islam mulai menyebar di tatar Sumedanglarang.
“Pangeran Kusumahdinata ini lebih dikenal sebagai Pangeran Santri karena ia seorang santri dari pesantren. Ulama yang alim,” kata Idad Istidad, penggiat Sejarah Islam Sumedang yang juga pengasuh Pesantren Al Falahiyah di Desa Cikoneng, Kecamatan Ganeas, Sumedang, Minggu (18/6).
Menurutnya, sebagai seorang ulama yang menikahi Ratu Sumedanglarang sangat mudah untuk melakukan penyebaran agama Islam.
“Islam mulai di dalam keraton. Islam menyebar ke kerabat sampai ke rakyat Sumedanglarang,” kata anak Mama Falah pendiri pesantren Cikoneng ini .
Apalagi, terang dia, penduduk dulu bahkan sampai sekarang di Sumedang itu sangat tunduk pada pimpinan.
“Raja dan ratunya sudah Islam tentu rakyat juga ikut. Rakyatnya juga masuk Islam tapi jangan salah juga sebagai agama baru tentu ada juga yang menentang. Sampai awal tahun 1900-an, masih dianggap agama impor dari Arab,” katanya.
Ia menyebutkan sebagai keluaran pesantren, Pangeran Santri yang juga dikenal dengan Ki Gedeng Sumedang ini menyebarkan Islam dengan pendekatan budaya.
"Ada akulturasi budaya sehingga Islam bisa menyebar di tanah Sumedanglarang,” katanya.
Selain itu, terang dia, sebagai seorang ulama, Pangeran Santri juga membawa para santri sampai ustad untuk menyebarkan Islam.
"Jadi walaupun sudah menjadi suami dari ratu Sumedanglarang atau sudah jadi pemimpin Sumedang, Pangeran Santri menyebarkan Islam tidak terbuka tapi melalui pendekatan adat dan budaya setempat,” katanya.
Menurutnya, penyebaran agama Islam di Sumedang meneruskan gaya penyebaran Islam yang dilakukan sembilan sunan.
"Apalagi Pangeran Santri ini masih ada keturunan dari Sunan Gunung Jati sehingga metode penyebaran Islam seperti yang dilakukan para sunan," katanya.