Jejak Penyebaran Islam
Syekh Dzatul Kahfi, Orang Pertama yang Menyebarkan Islam di Cirebon Sebelum Sunan Gunung Jati
Konon, Syekh Dzatul Kahfi yang terlahir di Semenanjung, Malaka, itu memang diutus oleh Raja Baghdad, ayah dari Syarifah Halimah
Ketiga anak Prabu Siliwangi itu yakni Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Sangkan Cirebon, Lara Santang atau Syarifah Muda'im dan Raja Sengara atau Kian Santang. Ada pula nama tersohor lainnya yang juga disebut-sebut merupakan murid Syekh Dzatul Kahfi, diantaranya Sunana Kalijaga dan Syekh Siti Jenar.
Setelah memperdalam Islam, oleh Syekh Dzatul Kahfi, Walangsungsang dan Lara Santang kemudian disuruh untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah. Sedangkan Kian Santang diutus untuk menyebarkan Islam ke wilayah Garut dan kemudian juga menunaikan ibadah haji ke Mekah.
"Saat masa kerajaan Pajajaran, justru banyak yang berguru kepada beliau. Karena memang cara dakwah dan syiar islamnya sangat luwes dan menarik perhatian maka banyak yang memeluk islam pada waktu itu tanpa paksaan," kata Hasan yang juga salah satu Imam Besar di Masjid Agung Sunan Gunung Jati.
Menurut Hasan, cara-cara luwes Syekh Dzatul Kahfi dalam penyebaran atau dakwah islam cukup unik. Diantaranya melalui musik terbang (rebana), gembyung dan lainnya, yang syair-syairnya dibumbuhi ajakan-ajakan agar orang berminat untuk masuk dan belajar agama Allah.
"Namanya juga waliyullah dan seorang Aulia (pemimpin yang dikasihi Allah), pasti memiliki cara cemerlang tersendiri. Kalau beliau lebih ke keseniannya. Seperti Seni Terbang, lirik dan syairnya itu ada mengenai rukun islam, shalawat nabi dan lain sebagainya," kata dia.
Syekh Dzatul Kahfi juga akhirnya wafat di Cirebon. Jasadnya kemudian di makamkan di Gunung Jati. Bagi yang ingin ziarah ke makam Syekh Dzatul Kahfi, lokasinya tak begitu jauh dari Cirebon kota. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit menggunakan kendaraan roda empat ke arah utara Cirebon atau sekitar lima kilometer.
Makam Syekh Dzatul Kahfi juga berdekatan dengan makam Sunan Gunung Jati. Lokasinya hanya terpisahkan dengan jalan raya. Yakni Jalan Raya Cirebon-Indramayu. Makam Sunan Gunung Jati lokasinya sebelah kiri dan ada di Gunung Sembung, sedangkan makam Syekh Dzatul Kahfi ada disebelah kanan.
Untuk sampai digerbang utama, peziarah harus menyeberang jalan. Tepat digerbang utama yang bangunannya bertumpukan bata tanpa semen dengan plang warna putih bertuliskan Makam Kramat Syekh Dzatul Kahfi ada sebuah kotak sumbangan bercat warna kuning. Peziarah bisa memberikan sumbangan uang tanpa dipatok alias seikhlasnya.
Untuk mencapai ke lokasi makam, peziarah setidaknya harus berjalan menaiki tangga-tangga bujur sangkar besar sekitat kurang lebih 75 meter diantara makam-makam lain yang merupakan makam kuncen, tokoh Cirebon atau pun keluarga dari Keraton Kasepuhan dan Kanoman.
Sebelum masuk ke gerbang makam, di sisi kiri terdapat makam Syekh Ki Gede Jati, yang juga salah satu murid Syekh Dzatul Kahfi. Makam tersebut berada dibawah pohon yang sangat besar dan memiliki gerbang masuk yang bangunannya sudah kurang terawat.
Sunan Gunung Jati, Menikahi Putri Kaisar Cina dan Mengislamkan Ribuan Prajurit |
![]() |
---|
Raden Mas Walangsungsang, Banyak yang Percaya Masih Hidup Meski Ada Makamnya |
![]() |
---|
Eyang Dalem Sang Adipati Kertamanah, Pendakwah yang Mengajarkan Bertani dan Berdagang |
![]() |
---|
Berziarah ke Makam Pangeran Raja Atas Angin di Bandung Barat |
![]() |
---|
Kampung Mahmud, Konon Dibangun Setelah 4 Penjurunya Ditebar Tanah dari Mekkah |
![]() |
---|