Serangan di Marawi
Ternyata Ini yang Membuat Militan Maute di Marawi Sulit Ditaklukan Oleh Tentara Filipina
Mereka tahu dari mana asal pasukan pemerintah dan di mana mereka berlindung, mereka memiliki penembak jitu
Pihak berwenang mengatakan, dua saudara laki-laki dari Marawi bermarga Maute adalah pemimpin kunci dalam pertempuran tersebut.
Sekitar 10 persen wilayah Marawi yang dikuasai militan memiliki banyak terowongan dan ruang bawah tanah yang dapat menahan bom seberat 227 kilogram.
Hal itu diungkapkan Jurubicara militer Letnan Kolonel Jo-ar Herrera.
"Bahkan masjid-masjid di sini memiliki terowongan," kata dia.
Herrera mengatakan, para teroris menggunakannya untuk menghindari pengeboman dan juga untuk menyimpan senjata bertenaga tinggi.
"Ini semua adalah bagian dari dinamika medan perang yang membuatnya semakin sulit bagi kami."
Dana misterius
Pasukan marinir Filipina menemukan uang senilai 52,2 juta peso atau setara dengan uang Rp14 miliar di sebuah rumah di wilayah konflik Marawi, Filipina Selatan.
Seperti dilansir dari NEWSLINE.ph, Selasa (6/6/2017), rumah yang terletak di dekat Jembatan Mapandi, Kota Marawi, diketahui merupakan pos Maute, kelompok teroris yang meneror wilayah Marawi.
Selama 12 hari, jembatan tersebut memang dikuasai oleh kelompok Maute dan menjadi tempat perlindungan bagi mereka dari serangan militer Filipina.
Tak hanya uang, pasukan marinir yang melakukan operasi pembersihan, juga menemukan cek senilai 23,7 juta peso atau setara dengan Rp 6,3 miliar.
Dilaporkan marinir tersebut, terdapat pula senapan mesin yang ditinggalkan oleh para anggota kelompok Maute.
Saat anggota Maute terdesak, rumah dan berikut isinya ditinggalkan oleh para militan tersebut.
Selanjutnya, uang dan cek itu diserahkan kepada gugus kerja khusus untuk Marawi.
militan Maute telah memerangi pasukan pemerintah sejak 23 Mei di Kota Marawi.
