Ulin Bareng Tradul, Mesin Berkapasitas Besar Menyerah di Tanjakan Harga Diri

Tak jarang puluhan dari mereka terpeselet dan jatuh akibat tak bisa mengendalikan kuda besinya

Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Kisdiantoro
TRIBUN JABAR/RAGIL WISNU SAPUTRA
Sejumlah crosser tengah mencoba melintasi Tanjakan Harga Diri yang berada di lahan budidaya pertania  IPDN Jatinangor, Sumedang, Minggu (14/5). Kegiatan tersebut merupakan Ulin Bareng Trail Sadudulur (Tradul) dalam rangka Dies Natalis ke-61 IPDN. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Ragil Wisnu Saputra

JATINANGOR, TRIBUNJABAR.CO.ID - Pagi itu, sang Fajar mulai mengintip dari celah langit di ufuk timur. Ribuan crosser yang berasal dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah telah berkumpul di Lapangan Budi Daya Pertanian IPDN, Jatinangor, Sumedang, Minggu (14/5).

Ribuan crosser tersebut adalah peserta Ulin Bareng Trail Sadudulur (Tradul) ke X. Ribuan crosser tersebut akan melakukan petualangan dengan menaiki kuda besinya di seputaran Gunung Manglayang.

Jarak yang akan di tempuh para crosser mencapai 50 kilometer dengan memanfaatkan 75 persen lahan IPDN, yang luasnya mencapai 108 hektare. Sisa jarak tempuhnya, mereka akan menempuh hutan belantara di Gunung Manglayang.

Jam menunjukkan tepat pukul 08.00. Ribuan crosser tersebut kemudian digiring untuk berkumpul di tengah lapang. Sebelum mulai start, mereka mengucapkan ikrar untuk bertekad menjaga keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 terlebih dahulu.

Memang, salah satu tujuan kegiatan Ulin Bareng Tradul tersebut bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sesuai slogan Pancasila NKRI, yakni Bhineka Tunggal Ika.

Usai membacakan ikrar, mereka kemudian berdoa bersama dipimpin oleh Ketua Pelaksana Ulin Bareng Tradul yang juga menjabat sebagai Kabag Umum IPDN Jatinangor, Adam Ismail.

"Silahkan kembali ke tempat dan nyalakan kuda besinya. Semuanya bersiap untuk ambil posisi start. Cek kondisi kendaraan masing-masing. Jika trouble jangan memaksakan diri," ujar Adam melalui pengeras suara usai memimpin doa.

Tak lama kemudian, para crosser dengan kuda besi berbagai merek, jenis dan kapasitas mesin langsung melakukan start. Terlihat mereka sangat bersemangat menarik gasnya dengan kuat-kuat. Setelah menempuh jarak sekitar 80 meter dari start. Para crosser kemudian mulai melintasi rintangan pertama. Yakni turunan tajam yang dinamakan LOL Ceplok.

Tak jarang puluhan dari mereka terpeselet dan jatuh akibat tak bisa mengendalikan kuda besinya saat melintasi rintangan pertama itu. Padahal seluruh kuda besi milik peserta sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk dapat menaklukkan segala rintangan.

Tim pembantu pun terlihat berjaga-jaga di turunan itu. Saat ada yang terjatuh, maka dengan sigap tim pembantu langsung mengevakuasi peserta bersama kuda besinya ke pinggir track. Hal itu dilakukan agar tak menghalangi atau membuat sulit peserta lainnya yang menjajal rintangan tersebut.

"Licin sekali jalannya. Apalagi ini turunannya tajam. Tracknya ekstrem dan ini tantangan bagi saya. Bukan hanya saya mungkin yang lain juga," ujar crosser asal Sumedang, Andika Nur Cahya (33) kepada Tribun di lokasi.

Meski menggunakan kuda besi jenis Kawasaki KLX 250 cc warna orange, Andika nampak kesulitan menaklukkan rintangan pertama itu. Ia bahkan melompat dari kendaraannya akibat tanah licin yang tak dapat dicengkeram oleh ban jenis intermediate miliknya.

"Saya rasa ban jenis soft, hard atau intermediate merek apapun susah untuk melintasi ini. Yang bisa menuruni tanjakan ini ya yang memang memiliki skill dan untung-untungan," ujarnya tertawa menahan sedikit sakit di tangan kanannya yang seidikit lecet.

Untuk menempuh rintangan pertama itu, para crosser tak membutuhkan waktu yang lama. Hanya sekitar 1 jam semua crosser sudah dapat melewati turunan LOL Ceplok. Mereka kemudian melanjutkan penjelajahan medan di hutan lagi.

Tak begitu lama, ribuan crosser kemudian masuk dirintangan yang lebih ekstrem. Rintangan tersebut dinamakan Tanjakan Harga Diri. Tanjakan ini merupakan rintangan yang paling sulit diantara rintangan lainnya.

Pasalnya, Tanjakan Harga Diri ini memiliki kemiringan hampir mencapai 75 derajat. Medannya pun bergelombang dengan kontur tanah yang bergelombang serta licin akibat sering terguyur hujan. Kanan kirinya pepohonan besar yang memang digunakan sebagai pelengkap ekstremnya medan.

Dari pantauan Tribun, hanya beberapa crosser yang dapat melintasi track tersebut dengan mulus tanpa bantuan dari tim pembantu. Bahkan ratusan crosser juga terlihat menyerah untuk menaklukkan medan ini.

Bukan karena hanya terjatuh ataupun terpeleset ditengah-tengah tanjakan atau pun mesinnya mati. Namun, karena ada banyak yang terjatuh dan terguling dengan kendaraannya hingga ke bawah tanjakan lagi. Mereka akhirnya meminta bantuan tim pembantu untuk menarik kendaraannya atau mendorong kendaraannya hingga ke atas.

Uniknya, para crosser menggunakan kendraaan yang berkapasitas cc besar pun banyak yang tak sampai hingga ke atas. Mereka justru kalah dengan beberapa kendaraan berkapasitas mesin lebih kecil yang mampu menaklukkan tanjakan tersebut.

"Benar-benar Tanjakan Harga Diri. Motor saya ini kapasitasnya 250 cc loh. Tapi kalah sama yang tadi pakai rangka bebek tujuh puluh (bekjul) mesin Honda Legenda 2 yang paling kapasitasnya 100 cc," ujar Sulistyo (36), crosser asal Banjarnegara, Jawa Tengah yang menggunakan sepeda motor jenis Honda CRF ini.

Sulistyo bahkan sempat berkali-kali mencoba kembali tanjakan tersebut. Namun usahanya tetap gagal. Ia bahkan nampak tersipu malu saat rekan-rekannya dari Banjarnegara Trail Adventures (Batras) membandingkan-bandingkan kendaraannya dengan kendaraan berkapasitas mesin lebih kecil milik crosser lain yang justru mampu menaklukkan medan.

"Malu saya. Sudah 7 kali coba tetap enggak bisa sampai atas. Benar-benar Harga Diri sebagai crosser diuji di tanjakan ini. Nyerah saya, saya minta teman-teman buat narik motor saya ke atas," kata dia sambil tertawa lebar.

Ditanjakan ini, setidaknya membutuhkan waktu sekitar tiga jam semua crosser dapat melintasi tanjakan tersebut dan kemudian melanjutkan perjalanan menempuh medan selanjutnya hingga menempuh finish. Total waktu yang dibutuhkan seluruh crosser untuk menempuh jarak sekitar 50 kilometer tersebut yaitu sekitar enam jam perjalanan.

Adam Ismail mengatakan, kegiatan Ulin Bareng Tradul tersebut merupakan salah satu rangkaian Dies Natalis ke 61 IPDN Jatinangor. Kegiatan tersebut memang sengaja diadakan dengan mengajak unsur masyarakat untuk merasakan dan memeriahkan Dies Natalis IPDN.

Sebelumnya, kata dia, IPDN sudah melakukan Dies Natalis dengan Civitas Akademika. Seperti mengunjungi makam proklamator, lomba paduan suara Lagu Revolusi Mental, lomba masa antar pegawai, lomba kebersihan, dan lain sebagainya.

"Untuk Ulin Bareng Tradul ini merupakan kegiatan Dies Natalis sesi kedua. Kami ingin memperkenalkan lahan IPDN kepada masyarakat sekaligus agr masyarakat tahu bahwa IPDN juga banyak kegiatan positif," kata dia didampingi Kabiro Keuangan IPDN, Benhard Rondonuwu.

Adam menambahkan, para crosser juga diajak untuk mengucapkan ikrar untuk bertekad mempertahankan NKRI. Hal itu, kata dia, agar para crosser juga memiliki jiwa untuk menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan yang berpuluh-puluh tahun terjaga.

Menurut Adam, kegiatah Ulin Bareng Tradul tersebut juga bertujuan memperbaiki dan merubah citra pecinta adventure yang terkenal ugal-ugalan akibat menggunakan kenalpot bising. Padahal, para crosser tersebut dapat menjadi salah satu agen lingkungan yang dapat menjaga hutan.

"Ini juga ajang merubah image negatif para crosser selain juga mengasah skill para crosser di lahan IPDN yang tentunya banyak rintangan ekstrem. Mereka ini kan yang mampu menjelajah hutan dan punya misi menjaga sekaligus mereboisasi hutan. Citra inilah yang akan kami angkat di masyrakat," kata dia.

Adam berharap, kegiatan-kegiatan seperti itu dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan rutin setiap tahunnya. Selain memperkenalkan IPDN, kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat tersebut juga dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat.

"Tentunya kami juga ingin menggeliatkan perekonomian masyarakat dengan kegiatan-kegiatan seperti ini ke depannya. Maayarakat bisa berjualan dan mengais rejeki dinkegiatan-kegiatan seperti ini," katanya.*

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved