4 Tahun Idap Hidrosepalus, Kepala Annisa Kini Berdiameter 76 Sentimeter

Tak kuasa melihat buah hatinya hanya bisa terbaring di atas ranjang, tampak air mata mengalir di pipi ibu tiga anak itu

Penulis: Yudha Maulana | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/YUDHA MAULANA
Annisa Febri Nurjanah (5), anak yang mengidap Hydrosepalus ditemani ayah tirinya, Rian (35) di Ruang Anyelir No 4 RSUD Soreang, Kabupaten Bandung Senin (8/5/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yudha Maulana

SOREANG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Annisa Febri Nurjanah (5) hanya bisa memberikan tatapan kosong sambil sesekali mengedipkan matanya ketika ibunya Isma Hermawati (28), memanggil-manggil namanya di ruang Anyelir No.4 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang, Senin (8/5/2017).

"Sayang... sayang... sayang ini Mamah," kata Isma sambil mengelus kening anaknya.

Tak kuasa melihat buah hatinya hanya bisa terbaring di atas ranjang, tampak air mata mengalir di pipi ibu tiga anak itu. Sejak dilahirkan ke dunia, Annisa mengalami hidrosepalus atau penumpukan cairan otak karena ketidakseimbangan produksi dan penyerapan CSS di ruang-ruang ventrikel otak.

Diameter kepala Annisa yang berukuran sekitar 76 centimeter tampak tak seimbang jika dibandingkan dengan tubuhnya yang kurus, meski berusia lima tahun berat badannya hanya sekitar 11 kilogram.

Isma mengatakan jika anak keduanya tersebut telah menjalani operasi sebanyak tiga kali.

"Saya berhenti bekerja saat Annisa lahir, saat itu saya berpisah dengan suami saya," kata Isma di luar ruangan perawatan.
Kondisi anaknya tersebut membaik, Isma pun menemukan pendamping baru yakni Tarkohid (30) atau yang akrab disapa Rian yang bekerja wiraswasta.

Selama empat tahun mereka merawat Annisa yang hanya bisa terbaring. "Saat berumur lima tahun, saya kira enggak bakal dirawat, kata dokter bedah saraf, Annisa harus dipasang selang di kanan dan kirinya untuk menopang cairan otaknya," ucapnya.

Pihak keluarga pun semakin ketar-ketir, karena belakangan paru-paru Annisa diketahui mengidap Tuberculosis sehingga badannya semakin nge-drop.

Kondisi ekonomi keluarga Isma dan Rian sebenarnya jauh dari berkecukupan, namun mereka masih beruntung karena ada pihak-pihak yang kerap memberikan bantuan baik dari NGO berupa susu, pampers, kursi roda, mainan, maupun dorongan finansial.

Dinas Sosial Kabupaten Bandung kerap memberikan pendampingan dan bantuan karena BJPS yang dimilikinya sempat tak bisa digunakan karena menunggak iuran hingga Rp 4 juta. (dam)

Apakah orangtua Annisa mendapat bantuan dan kemudahan untuk proses penyembuhan anaknya?  Baca selengkapnya di koran TRIBUN JABAR edisi Selasa (9/5/2017).

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved