Jurnalis Latihan Water Rescue Korban Banjir Bersama Basarnas Kantor SAR Bandung
Ada dua keuntungan mengetahui teknik penyelamatan korban banjir ini. Utuk dirinya sendiri saat jadi korban dan bisa menolong masyrakat
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Kisdiantoro
CICALENGKA, TRIBUNJABAR.CO.ID - Kepala Basarnas Kantor SAR Bandung, Slamet Riyadi mengatakan, kegiatan pelatihan singkat cara penyelamatan korban banjir (water rescue) kepada para jurnalis tersebut dalam rangka memberikan pengetahuan umum kepada para jurnalis.
Pasalnya, kata Slamet, jurnalis seringkali terjun ke lapangan untuk ikut melakukan peliputan bencana banjir. Sehingga, sangat memungkinkan jika jurnalis juga dapat menjadi salah satu korban banjir.
"Jurnalis ini memiliki resiko pekerjaan yang tinggi. Apalagi saat meliput bencana seperti banjir. Kadang mereka juatru bisa menjadi korban. Banyak juga jurnalis yang tidak bisa berenang," ujar Slamet kepada Tribun di sela-sela kegiatan di Kolam Renang Purnama Kencana, Desa Dampit, Kecamatan Cicalengka, Selasa (25/4).
Dengan diberi pengetahuan umum mengenai Water Rescue, lanjut dia, jurnalis setidaknya bisa memiliki keahlian dan teknik untuk menyelamatkan diri dari bencana banjir. Selain itu, jurnalis juga dapat menbantu untuk menyelamatkan korban banjir saat meliput.
"Ada dua keuntungan mengetahui teknik penyelamatan korban banjir ini. Utuk dirinya sendiri saat jadi korban dan bisa menolong masyrakat yang menjadi korban," kata dia.
Slamet menambahkan, para jurnalisnyang ikut pelatihan setidaknya mengetahui beberapa teknik penyelamatan korban banjir. Seperti beberapa teknik evakuasi korban seperti reach, throw, row, go dan tow/carry, mengatasi korban saat terbawa arus deras, mengevakuasi korban banjir di gang-gang sempit saat arus tengah deras, dan beberapa tindakan penyelamatan dan pencarian lainnya.
Teknik Reach, kata dia, yakni pertolongan dari darat dengan menggunakan tangan, galah atau tongkat untuk menepikan korban. Teknik Throw yakni melempar benda-benda apung kepada korban dari daerah yang aman.
Sedangkan teknik Row, tindakan dengan mendekati korban menggunakan perahu kecil. Teknik Go, lanjut dia, yakni upaya paling berbahaya dengan berenang mendekati korban menggunakan alat bantu apung. Dan yang terakhir, teknik Tow/Carry upaya membawa korban yang kondisinya tidak sadar mau pun sadar dengan membawa alat mau pun tidak membawa alat.
"Kami berharap para jurnalis setidaknya mengetahui itu semua. Karena sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga masyarakat. Nantinya oengetahuan ini bisa diimplementasikan dan ditularkan kepada masyarakat luas," katanya.(raw)